Rabu 12 Feb 2025 20:36 WIB

Ekonomi Indonesia pada Kuartal I 2025 Diprediksi Stabil, Rupiah Menguat Tipis 

Perekonomian Indonesia di kuartal I 2025 diperkirakan tumbuh 4,98-5 persen.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pengendara terjebak kemacetan saat melintasi Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (21/1/2025). Perekonomian Indonesia di kuartal I 2025 diperkirakan tumbuh 4,98-5 persen.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara terjebak kemacetan saat melintasi Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (21/1/2025). Perekonomian Indonesia di kuartal I 2025 diperkirakan tumbuh 4,98-5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah mengalami penguatan pada perdagangan Rabu (12/2/2025). Pengamat menilai penguatan Mata Uang Garuda terjadi seiring dengan ekspektasi kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 yang dinilai stabil. 

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 7,50 poin atau 0,05 persen menuju level Rp 16.376 per dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (12/2/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp 16.383 per dolar AS.

Baca Juga

“Perekonomian Indonesia di kuartal I 2025 diperkirakan tetap stabil dengan pertumbuhan sekitar 4,98—5 persen. Salah satu faktor pendorong utamanya adalah konsumsi domestik dan investasi,” kata Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Rabu (12/2/2025).  

Ibrahim mengatakan, ekonomi domestik perlu diperkuat agar bisa memitigasi dampak yang ditimbulkan dari faktor eksternal. Dukungan kebijakan untuk kelas menengah, juga penting untuk memperkuat ekonomi. 

Ia menyebut, konsumsi masih cenderung flat, terbukti dari kondisi net bank balance masih negatif. Hal itu menunjukkan, konsumen telah menghabiskan tabungan mereka untuk mempertahankan tingkat konsumsi saat ini, yang tidak bisa berlangsung terus-menerus. Fenomena ini terjadi khususnya di rumah tangga kalangan menengah ke bawah. 

Adapun, pada tahun ini terdapat beberapa program yang sudah mulai dijalankan pemerintah. Misal, makan bergizi gratis (MBG), kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 6,5 persen, sejumlah paket stimulus seperti diskon listrik 50 persen selama dua bulan (Januari—Februari 2025) bagi pelanggan listrik dengan daya listrik terpasang hingga 2.200 VA, dan kebijakan untuk UMKM. 

“Sejalan dengan itu, pada kuartal I 2025 juga ada momentum Ramadan, yang biasanya mendorong laju konsumsi rumah tangga,” tuturnya. 

Meskipun begitu, lanjut Ibrahim, program MBG yang sudah mulai dijalankan belum terlihat dampaknya secara signifikan. Pasalnya program ini juga masih bertahap dan belum terealisasi 100 persen. 

“Memang program MBG akan mendorong sektor-sektor terkait, seperti logistik, packaging, makanan dan minuman. Namun karena belum berjalan maksimal, program tersebut hanya akan menyumbang 0,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025,” jelasnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement