Rabu 12 Feb 2025 20:56 WIB

RI-UEA Sepakati Peningkatkan Kerja Sama Perdagangan 10 Miliar Dolar AS

UEA mengundang Indonesia untuk berpartisipasi dalam Investopia 2025.

Bendera Uni Emirat Arab (UEA) berkibar di Dubai Marina, Dubai, UEA. Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat untuk meningkatkan volume kerja sama perdagangan hingga 10 miliar dolar AS per tahun.
Foto: Reuters
Bendera Uni Emirat Arab (UEA) berkibar di Dubai Marina, Dubai, UEA. Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat untuk meningkatkan volume kerja sama perdagangan hingga 10 miliar dolar AS per tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat untuk meningkatkan volume kerja sama perdagangan hingga 10 miliar dolar AS per tahun. Target ini disepakati saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Menteri Ekonomi UAE Abdullah Bin Touq Al Marri di sela acara the World Goverment Summit 2025 di Dubai, Rabu (12/2/2025).

“Kerja sama bidang ekonomi antara RI dan UAE bisa terjalin lebih erat melalui I-UAE CEPA,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, pada 2024, nilai perdagangan antara RI dan UEA mencapai 5 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat dibandingkan tahun 2020 yang hanya pada angka 3 miliar dolar AS.

Kedua menteri bersepakat target perdagangan ini bisa diwujudkan melalui implementasi perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif serta peningkatan investasi dan pariwisata dari hasil pertemuan ini.

Dalam pertemuan itu, Airlangga menawarkan potensi kerja sama di bidang ekonomi digital dengan mengajak pengusaha-pengusaha UAE seperti G42 dan Masdar berinvestasi di Indonesia. Menko Airlangga juga mengaku siap memperluas akses penerbangan guna mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.

“Kami ingin meningkatkan arus wisatawan ke Indonesia, yang saat ini mencapai sekitar 2 juta kunjungan per tahun. Negara-negara seperti Yunani, Italia, dan AS telah berhasil meningkatkan sektor ini dengan strategi serupa,” ujarnya.

Selain itu, ia menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas kargo untuk mendukung pertumbuhan perdagangan.

Diskusi antara Airlangga dan Abdullah Bin Touq Al Marri juga mencakup potensi pengembangan infrastruktur penerbangan, termasuk rencana pembangunan bandara baru di utara Bali untuk mendukung industri pariwisata Indonesia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement