Kamis 13 Feb 2025 23:02 WIB

Jangan Panik! Sakit Kepala Hebat Belum Tentu Tumor Otak, Ini Penjelasan Dokter

Salah satu gejala umum tumor otak umumnya berupa nyeri kepala hebat.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi sakit kepala. Meski salah satu gejala umum tumor otak umumnya berupa nyeri kepala hebat, namun tanda tersebut tidak selalu menunjukkan tumor otak.
Foto: dok Freepik
Ilustrasi sakit kepala. Meski salah satu gejala umum tumor otak umumnya berupa nyeri kepala hebat, namun tanda tersebut tidak selalu menunjukkan tumor otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tumor otak merupakan salah satu penyakit serius yang dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Menerapkan pola hidup sehat sejak dini dinilai sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah risiko tumor otak.

Dokter spesialis saraf dr Diorita Dyah Prayanti Sp S menekankan pentingnya pola hidup sehat sebagai kunci untuk mencegah penyakit tumor otak yang dapat menyerang orang dewasa hingga anak-anak. “Pada dasarnya, tubuh kita terdiri dari sel-sel yang diatur oleh gen. Pada tumor, ada ketidakseimbangan antara gen yang menumbuhkan tumor dan yang menekan tumor,” kata Diorita dalam diskusi yang digelar Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Baca Juga

Kepala Divisi Onkologi RS Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr dr Mahar Mardjono itu berpendapat tumor otak terjadi akibat pertumbuhan sel yang berlebihan pada otak, yang disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengatur pertumbuhan sel tersebut. Dia menekankan dalam dunia saraf, tumor otak biasanya digolongkan berdasarkan derajat agresivitasnya, mulai dari tingkat (grade) 1 yang lebih lambat berkembang, hingga tingkat 4 yang sangat agresif.

Mengenai potensi tumor ganas berkembang menjadi kanker, lanjut Diorita, bahwa tumor ganas bisa berkembang menjadi kanker, tetapi tidak semua tumor menjadi kanker. “Tumor yang ada tidak selalu berarti kanker, tapi kanker terbentuk dari tumor yang ganas. Kanker biasanya lebih agresif dalam perkembangannya,” ujarnya.

Walaupun faktor terbesar yang bisa menyebabkan seseorang terkena kanker adalah genetik, namun pola hidup yang sehat sangat berperan dalam mencegah terjadinya tumor otak. Dia menyebutkan, perbedaan antara tumor jinak dan ganas tidak bisa langsung ditentukan hanya melalui pemeriksaan radiologi seperti CT scan atau MRI.

“Diagnosis pasti baru bisa diketahui setelah pemeriksaan patologi anatomi dari jaringan tumor yang diambil,” ujarnya.

Di Indonesia sendiri, lanjut dr Diorita, data mengenai prevalensi tumor otak masih terus dikumpulkan. Namun, di negara lain seperti Korea dan Amerika, jumlah kasus tumor otak mencapai sekitar 10 ribu kasus per 49 juta orang.

"Tumor otak dapat menyerang siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, dengan gejala yang bervariasi mulai dari kejang, sakit kepala, hingga gangguan perkembangan pada anak-anak," kata dia.

Meski salah satu gejala umum tumor otak umumnya berupa nyeri kepala hebat, namun tanda tersebut tidak selalu menunjukkan tumor otak. "Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak panik dan segera berkonsultasi dengan dokter jika merasakan gejala tersebut," kata Diorita.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement