REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Gencatan senjata yang tengah berlangsung di Jalur Gaza sejak 19 Januari 2025 ternyata tidak menghalangi militer penjajah Israel membunuh warga setempat. Euro-Med Monitor melaporkan, Israel telah menewaskan sedikitnya 110 warga Palestina dan melukai 901 orang. Tidak hanya itu, Israel menghalangi masuknya bantuan penting dan upaya pemulihan di Jalur Gaza, seperti dilansir dari Palestine Chronicle.
Euro-Med Human Rights Monitor mengaku telah mendokumentasikan pembunuhan sedikitnya 110 warga Palestina sejak gencatan senjata Gaza dimulai bulan lalu. Setiap hari, rata-rata terdapat enam kematian yang disebabkan tentara Israel.
"Korban ini termasuk korban tewas baru, yang dibunuh langsung oleh tentara Israel, dan individu yang meninggal karena luka-luka mereka sebelumnya setelah Israel menolak hak untuk bepergian ke luar negeri untuk berobat," kata badan hak asasi manusia yang berpusat di Jenewa itu dalam sebuah laporan baru-baru ini.
Selain itu, sebanyak 901 warga Palestina telah terluka sejak gencatan senjata, dengan rata-rata 47 korban luka per hari.
Meskipun gencatan senjata dideklarasikan pada 19 Januari 2025, organisasi itu mencatat, Israel terus melakukan genosida di Jalur Gaza dengan menolak memberikan warga Palestina kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Israel memaksakan kondisi kehidupan yang dimaksudkan untuk menyebabkan kehancuran fisik mereka.
Euro Med mengungkapkan, Israel tidak puas dengan pembunuhan massal dan kehancuran yang ditimbulkannya di Gaza selama 15 bulan terakhir.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/infografis/poin-kesepakatan-gencatan_250116134236-245.jpg)