REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Faksi-faksi perlawanan Palestina terus bahu-membahu melancarkan serangan terhadap pasukan penjajah di Tepi Barat. Ini menyusul pengepungan terus menerus di Tepi Barat yang telah berjalan nyaris sebulan belakangan.
Aljazirah Arabia melansir pada Jumat, bahwa “pejuang perlawanan menargetkan kendaraan tentara pendudukan Israel dengan alat peledak rakitan di sekitar kamp tua Askar di kota Nablus.” Sedangkan Brigade Martir Al-Aqsa mengumumkan bahwa mereka terlibat dalam bentrokan dengan pasukan pendudukan di kamp Askar dengan senapan mesin dan alat peledak.
Pada Kamis, Brigade al-Qassam dan kelompok bersenjata Palestina lainnya mengatakan mereka menghadapi pasukan Israel, termasuk melalui penyergapan, di kamp pengungsi Nur Shams dan Tulkarem di utara Tepi Barat yang diduduki.
Bentrokan tersebut mengakibatkan syahidnya pejuang Palestina, Khaled Mustafa Amer, kata kelompok itu. Sementara itu, sumber lokal mengatakan kepada Aljazirah Arabia bahwa pertempuran juga sedang berlangsung di kamp pengungsi Jenin, yang juga terletak di utara wilayah tersebut.
Brigade Al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, juga mengatakan mereka telah menyerang tentara Israel yang beroperasi di lingkungan al-Manshiya di kamp pengungsi Nur Shams di Tepi Barat yang diduduki.
“Pejuang kami, bersama dengan rekan-rekan mereka di faksi perlawanan, mampu menyerang pasukan infanteri yang terdiri dari 10 tentara dalam penyergapan yang rumit,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan di Telegram, mengklaim bahwa mereka melukai sejumlah tentara Israel yang tidak diketahui identitasnya.
Additional military reinforcements are heading to the city of Jenin in the occupied West Bank, as the Israeli occupation forces continue their military offensive in the city on the 24th consecutive day. pic.twitter.com/ThRHbOJMPK
— Quds News Network (QudsNen) February 13, 2025
“Pejuang kami juga saat ini terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan pendukung, menghujani mereka dengan tembakan peluru dan alat peledak yang besar, serta mencapai serangan langsung.”
Operasi “Tembok Besi” Israel telah membuat 45 ribu warga Palestina mengungsi di wilayah utara wilayah pendudukan, kata Federasi Internasional untuk Hak Asasi Manusia (FIDH), dan menyerukan tekanan global yang “serius” terhadap pemerintah Israel untuk mengakhiri kampanye mematikan tersebut.
“Apa yang kita saksikan di Tepi Barat adalah situasi terburuk sejak Intifada kedua; aspek-aspek tertentu dari kampanye militer mungkin lebih buruk lagi. Pola serangan dan metode yang digunakan juga serupa dengan yang terlihat selama kampanye genosida Israel di Gaza,” kata Diana Alzeer, wakil presiden FIDH, dari Ramallah.
“Pasukan pendudukan Israel sangat brutal dalam metode sistematis mereka untuk mengosongkan kamp-kamp pengungsi; mereka telah menyerbu rumah-rumah warga Palestina, menghancurkan infrastruktur dan rumah-rumah, dan menggunakan serangan udara dan peluru tajam untuk membunuh warga Palestina, dan menghalangi layanan medis dari masyarakat. Di seluruh Tepi Barat, berbagai bentuk tindakan opresif dan hukuman kolektif telah diterapkan. Pendudukan ilegal dan apartheid kolonial pemukim Israel terhadap rakyat Palestina harus diakhiri,” katanya.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/infografis/peta-tepi_240829061616-691.jpg)