Sabtu 15 Feb 2025 06:28 WIB

Pergerakan Saham Mayoritas Merah pada Sepekan Terakhir

IHSG pekan ini mengalami perubahan 1,54 persen menjadi berada pada level 6.638.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Seorang pengunjung mengambil gambar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Seorang pengunjung mengambil gambar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan data kinerja pasar modal pada periode 10-14 Februari 2025. Tercatat pergerakan saham mayoritas memerah pada sepekan terakhir. 

“Data perdagangan saham BEI selama sepekan ditutup bervariasi,” tulis BEI dalam keterangan resmi, Jumat (14/2/2025).

Baca Juga

Pada periode 10-14 Februari 2025, tercatat rata-rata nilai transaksi harian bursa mengalami kenaikan, yaitu sebesar 1,25 persen sehingga menjadi Rp 12,24 trilun dari Rp 12,09 triliun pada pekan sebelumnya. 

“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini mengalami perubahan sebesar 1,54 persen menjadi berada pada level 6.638,459 dari 6.752,576 pada pekan lalu,” terangnya. 

Lalu, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan sebesar 1,67 persen menjadi Rp 11.401 triliun dari Rp 11.595 triliun pada pekan sebelumnya. Penurunan juga dialami oleh kinerja rata-rata frekuensi transaksi harian bursa pekan ini yaitu sebesar 11,58 persen menjadi 1,16 juta kali transaksi dari 1,31 juta kali transaksi pada pekan lalu. 

“Perubahan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini mengalami perubahan sebesar 25,55 persen menjadi 15,45 miliar lembar saham dari 20,75 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp 585,32 miliar dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 10,52 triliun,” jelasnya. 

Diketahui pada pekan periode 10-14 Februari 2025, BEI mengadakan sejumlah kegiatan. Diantaranya pencatatan enam emisi yang terdiri dari dua sukuk dan empat obligasi. 

Pada Senin (10/2/2025), sukuk wakalah berkelanjutan I Medco Power Indonesia Tahap IV Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Medco Power Indonesia mulai dicatatkan di BEI. Sukuk dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp1,15 triliun. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Sukuk adalah idA (sy) (Single A Syariah) dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. 

Kemudian pada Rabu (12/2/2025), Obligasi Berkelanjutan III Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap II Tahun 2025 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Tahap II Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry mulai dicatatkan di BEI. Obligasi dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp 867,825 miliar dan Sukuk sebesar Rp 917,02 miliar. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi dan Sukuk masing-masing adalah idA (Single A) dan idA (sy) (Single A Syariah) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. 

Lalu pada Kamis (13/2/2025), Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap V Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk mulai dicatatkan di BEI. Obligasi dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp 2.790.345.000.000 dan mendapatkan peringkat AA+ (idn) (DoubleAPlus) dari PT Fitch Ratings Indonesia. PTBankTabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam penerbitan obligasi ini. 

Kemudian, pada Jumat (14/2/2025), terdapat pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Provident Investasi Bersama Tahap IV Tahun 2025 yang diterbitkan oleh PT Provident Investasi Bersama Tbk. Obligasi dicatatkan dengan nominal pokok sebesar Rp 612,205 miliar. Hasil pemeringkatan dari Pefindo adalah idA(Single A) dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 

“Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2025 adalah 13 emisi dari 11 emiten senilai Rp 15,24 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 599 emisi dengan outstanding sebesar Rp 481,72 triliun dan 85,70 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 134 emiten,” jelas BEI. 

Adapun, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 192 seri dengan nilai nominal Rp 6.097,37 triliun dan 502,10 juta dolar AS. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,41 triliun. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement