Sabtu 15 Feb 2025 15:25 WIB

Benarkah Yoghurt Bisa Bantu Kurangi Risiko Kanker Usus Besar?

Studi yoghurt menyoroti hubungan pola makan, mikrobioma usus, dan risiko kanker.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Yogurt. studi baru yang dipimpin oleh peneliti dari Mass General Brigham menemukan yogurt mungkin memiliki perlindungan terhadap jenis kanker kolon (kanker usus besar) agresif tertentu.
Foto: flickr
Yogurt. studi baru yang dipimpin oleh peneliti dari Mass General Brigham menemukan yogurt mungkin memiliki perlindungan terhadap jenis kanker kolon (kanker usus besar) agresif tertentu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Yogurt bukan sekadar bagian dari sarapan yang lezat. Sebuah studi baru yang dipimpin oleh peneliti dari Mass General Brigham menemukan yogurt mungkin memiliki perlindungan terhadap jenis kanker kolon (kanker usus besar) agresif tertentu.

Penulis studi menganalisis data yang berjumlah lebih dari 150 ribu orang yang menjawab kuesioner tentang faktor gaya hidup dan riwayat penyakit, termasuk pertanyaan tentang konsumsi asupan yogurt tawar, yogurt dengan rasa, serta produk susu lainnya. Para peserta diikuti perkembangannya selama tiga dekade.

Baca Juga

Hasil penelitian menunjukkan orang yang mengonsumsi dua porsi atau lebih yogurt per pekan memiliki tingkat kanker kolon proksimal yang lebih rendah, terutama yang positif Bifidobacterium. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Gut Microbes pada Rabu.

Kanker kolon proksimal adalah jenis kanker kolorektal yang terjadi di sisi kanan usus besar. Dibandingkan dengan kanker kolon distal, yang lebih sering terjadi di sisi kiri, kanker kolon proksimal diketahui memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah.

"Sudah lama dipercaya bahwa yogurt dan produk susu fermentasi lainnya bermanfaat bagi kesehatan saluran pencernaan," kata salah satu penulis senior dr Tomotaka Ugai, seorang peneliti patologi di Brigham and Women's Hospital.

"Temuan baru kami menunjukkan bahwa efek perlindungan ini mungkin khusus untuk tumor yang positif terhadap Bifidobacterium,” demikian menurut Ugai seperti dilansir laman USA Today, Sabtu (15/2/2025).

Menurut American Cancer Society, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak ketiga pada pria dan penyebab kematian keempat pada wanita. Organisasi tersebut memperkirakan hampir 53 ribu orang akan meninggal akibat kanker ini pada 2025.

Meskipun angka kematian akibat kanker kolorektal menurun pada orang usia lanjut, tingkat kematiannya justru meningkat sekitar 1 persen per tahun sejak pertengahan tahun 2000-an pada orang yang berusia di bawah 55 tahun. Studi yogurt baru ini memperkuat bukti yang menghubungkan pola makan, mikrobioma usus, dan risiko kanker kolorektal.

“Hal ini memberikan peluang tambahan bagi kami untuk menyelidiki peran spesifik faktor-faktor ini dalam risiko kanker kolorektal di kalangan anak muda,” kata salah satu penulis dr Andrew T Chan, kepala epidemiologi klinis dan translasional di Massachusetts General Hospital.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement