REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA,-- Untuk memperingati Dies Natalis ke-79 Fakultas Kedokteran-Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, HUT ke-13 RSA UGM, HUT ke-43 RSUP Dr. Sardjito, dan HUT ke-97 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, FK-KMK UGM menggelar Annual Scientific Meeting (ASM) dengan tema "Penanggulangan Tuberkulosis dalam Perspektif 6 Pilar Transformasi Bidang Kesehatan" pada di Ruang Audiotorium RS Akademik UGM, Sabtu (15/2/2025).
Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan membuka ruang diskusi serta berbagi pengalaman mengenai penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Indonesia, mencakup kebijakan, kemajuan teknologi, penelitian, dan implementasinya di masyarakat. TBC merupakan penyakit yang sangat terkait dengan kemiskinan dan pemukiman yang kurang sehat, sehingga penanggulangannya memerlukan keterlibatan masyarakat melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat bersama fasilitas kesehatan tingkat primer dan seluruh perangkat daerah non-dinas kesehatan.
Kasus TBC pada anak meningkat, dengan penularan yang sering kali berasal dari orang tua. Merokok juga menjadi salah satu faktor risiko utama TBC. Tenaga kesehatan didorong untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya TBC dan cara pencegahannya. Ketua Tim Tuberkulosis menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara dengan beban TBC yang tinggi dan memiliki komitmen kuat dalam penanggulangannya sesuai dengan Peraturan Presiden 2021. Seluruh sektor, termasuk 25 kementerian dan lembaga, dilibatkan dalam upaya ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan menangani TBC secara efektif.
Ketua ASM 2024, Prof Yanri Wijayanti Subronto, menekankan pentingnya persiapan yang matang selama enam bulan, dengan pengawalan dan kerjasama untuk keamanan, serta memulai pola hidup sehat. Selama BPJS Kesehatan masih berorientasi pada upaya mendapatkan keuntungan dari rumah sakit umum (RSU) atau puskesmas milik pemerintah, sistem ini berisiko mengalami kerugian besar. Pendekatan promotif dan preventif sangat penting untuk diterapkan guna mencegah kerugian tersebut dan memastikan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien bagi masyarakat.
Dalam upaya memberantas TBC, dukungan penuh diberikan kepada individu dengan disabilitas melalui pendekatan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, mendeteksi dini, dan memberikan dukungan pengobatan kepada pasien TBC. Dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari TBC.
Dalam kesempatan ini, UGM juga menggelar Equal Run 2025 sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis ke-79 FK-KMK UGM, HUT ke-13 RSA UGM, HUT ke-43 RSUP Dr. Sardjito, dan HUT ke-97 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro. Event Equal Run 2025 menjadi ajang lari yang mengusung konsep kesetaraan dan kolaboratif.