REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai memiliki keuntungan jika menjadi anggota banyak organisasi dunia. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard dalam diskusi Ikatan Alumni University of Birmingham (IA-UoB), di Jakarta, Ahad (16/2/2025).
Di awal pernyataannya, ia menggarisbawahi kapasitasnya sebagai diplomat selama tiga dekade. Termasuk beberapa tahun lalu, Febrian pernah menjadi Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Dari pengalaman itu, ia melihat pentingnya sebuah negara terlibat di organisasi global.
"Waktu saya jadi Dirjen Multilateral (Kemenlu) tahun 2017-2021, saya bilang kalau bisa Indonesia itu ada di seluruh organisasi internasional," kata sosok yang juga Alumni University of Birmingham ini, di Jakarta, Ahad (16/2/2025).
Ia menjelaskan alasan dibalik pernyataannya, Menurut Febrian, kondisi demikian membuat Indonesia bisa terlibat dalam pembuatan aturan global. Sehingga otomatis, ada kepentingan nasional yang disuarakan.
"Kenapa? Karena tugas organisasi internasional, they're making norms, they're making regulation. Kalau kita tidak ada di sana, berarti suara kita tidak didengarkan. Kita tidak ada pada saat mereka bikin norms, bikin regulation," ujar tokoh kelahiran Semarang itu.
Penjelasan di atas menunjukkan pentingnya keikutsertaan Indonesia di organisasi dunia. Ia mencontohkan, saat Indonesia menjadi bagian dari BRICS. BRICS memiliki aturan main yang sudah 20 tahunan berlaku. Ketika menjadi anggota, Indonesia memastikan bagaimana kepentingan nasional terwadahi. "Kemudian yang kedua, bagaimana kita bisa memastikan bahwa keanggotaan kita ini, bisa memberikan nilai tambah kita, pada saat kita masuk OECD," kata Febrian.
Pada kesempatan serupa Wakil Kepala Bappenas mengapresiasi Ikatan Alumni University of Birmingham yang menggagas diskusi seperti ini. Ia menekankan pentingnya memperkuat jaringan sebagai media saling belajar. Hal serupa ditegaskan oleh Head of Public Relations Department IA UoB Indonesia.
"Kami berharap acara ini dapat menjadi ruang diskusi bagi alumni untuk dapat bertukar pikiran dengan tokoh inspiratif serta prominent alumni dalam rangka memperkuat jejaring profesional dalam komunitas kami," ujar Rheza.
Tema yang diambil hari ini yakni, "Optimalisasi Keanggotaan BRICS terhadap Penguatan Posisi Indonesia dalam Geopolitik, Kurs, Investasi, dan Perdagangan Internasional". Menurut Rheza, isu tersebut sangat relevan dengan dinamika global saat ini.
Ketua Umum IA-UoB, Redita Aliyah Utomo, menegaskan bahwa acara ini merupakan salah satu langkah IA-UoB untuk terus menjadi wadah kolaborasi, diskusi, dan pengembangan wawasan bagi para alumni serta masyarakat luas. Menurutnya, kegiatan ini juga penting dalam memperkuat solidaritas antar alumni sehingga tercipta organisasi yang solid dan kompetitif.