Seorang anak Palestina berdiri di depan rumahnya yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Palestina, Jumat (14/2/2025). Warga Palestina melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka dalam kondisi yang sulit. Lebih dari 90 persen rumah dan 88 persen sekolah rusak atau hancur, belum lagi pemboman jalan, rumah sakit, peternakan dan fasilitas pengolahan air. Laporan UNDP yang dirilis tahun lalu mengatakan bahwa rekonstruksi Gaza mungkin memerlukan waktu setidaknya hingga tahun 2040. (FOTO : Majdi Fathi/NurPhoto)
Foto udara yang diambil dengan drone menunjukkan tenda-tenda di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di Jabaliya, Jalur Gaza, Ahad (16/2/2025). Warga Gaza telah kembali ke rumah mereka pasca adanya genjatan senjata. Namun mereka dihadapkan pada persoalan membangun kembali tempat tinggal mereka yang sebagian besar hancur akibat serangan darat dan udara Israel. Warga Gaza, kini hidup diantara reruntuhan bangunan, mencoba membangun kembali rumah-rumah mereka dengan kemampuan seadanya. (FOTO : AP Photo/Mohammad Abu Samra)
Seorang anak Palestina mengangkut barang-barang mereka yang tersisa di sepanjang Jalan Salah al-Din di antara rumah-rumah yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Warga Palestina telah kembali ke rumah mereka pasca adanya genjatan senjata. Namun mereka dihadapkan pada persoalan membangun kembali tempat tinggal mereka yang sebagian besar hancur akibat serangan darat dan udara Israel. Warga Gaza, kini hidup diantara reruntuhan bangunan, mencoba membangun kembali rumah-rumah mereka dengan kemampuan seadanya. (FOTO : Majdi Fathi/NurPhoto)
Warga Palestina tinggal di reruntuhan rumah yang hancur di kota Khan Yunis, Gaza, Ahad (16/2/2025). Pembangunan kembali wilayah Gaza akan menjadi salah satu upaya rekonstruksi terbesar dalam sejarah modern. Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menjatuhkan sedikitnya 75.000 ton bahan peledak di Gaza. Lebih dari 90 persen rumah dan 88 persen sekolah rusak atau hancur, belum lagi pemboman jalan, rumah sakit, peternakan dan fasilitas pengolahan air. (FOTO : Abed Rahim Khatib/Anadolu)
Warga Palestina mengangkut barang-barang mereka yang tersisa di sepanjang Jalan Salah al-Din di antara rumah-rumah yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Pembangunan kembali wilayah Gaza akan menjadi salah satu upaya rekonstruksi terbesar dalam sejarah modern. Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menjatuhkan sedikitnya 75.000 ton bahan peledak di Gaza. Lebih dari 90 persen rumah dan 88 persen sekolah rusak atau hancur, belum lagi pemboman jalan, rumah sakit, peternakan dan fasilitas pengolahan air. (FOTO : Majdi Fathi/NurPhoto)
Seorang anak Palestina mengangkut barang-barang mereka yang tersisa di sepanjang Jalan Salah al-Din di antara rumah-rumah yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Warga Palestina telah kembali ke rumah mereka pasca adanya genjatan senjata. Namun mereka dihadapkan pada persoalan membangun kembali tempat tinggal mereka yang sebagian besar hancur akibat serangan darat dan udara Israel. Warga Gaza, kini hidup diantara reruntuhan bangunan, mencoba membangun kembali rumah-rumah mereka dengan kemampuan seadanya. (FOTO : Majdi Fathi/NurPhoto)
Warga Palestina melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka dalam kondisi yang sulit di Kamp Pengungsi Nuseirat, di tengah reruntuhan bangunan yang hancur, seiring dengan kondisi kehidupan yang keras pasca gencatan senjata di Deir Al-Balah, Gaza, Jumat (14/2/2025). PBB memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali Gaza adalah 53 miliar dolar AS, dan laporan UNDP yang dirilis tahun lalu mengatakan bahwa hal tersebut mungkin memerlukan waktu setidaknya hingga tahun 2040. (FOTO : Mahmoud Issa/Anadolu)
Seorang wanita Palestina duduk di depan rumahnya yang hancur di lingkungan Al-Zaytoun di Kota Gaza, Jumat (14/2/2025). Pembangunan kembali wilayah Gaza akan menjadi salah satu upaya rekonstruksi terbesar dalam sejarah modern. PBB memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali Gaza adalah 53 miliar dolar AS, dan laporan UNDP yang dirilis tahun lalu mengatakan bahwa hal tersebut mungkin memerlukan waktu setidaknya hingga tahun 2040. (FOTO : Majdi Fathi/NurPhoto)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina tinggal di reruntuhan rumah yang hancur di kota Khan Yunis, Gaza, Ahad (16/2/2025).
Warga Palestina telah kembali ke rumah mereka pasca adanya genjatan senjata. Namun mereka dihadapkan pada persoalan membangun kembali tempat tinggal mereka yang sebagian besar hancur akibat serangan darat dan udara Israel.
Warga Gaza, kini hidup diantara reruntuhan bangunan, mencoba membangun kembali rumah-rumah mereka dengan kemampuan seadanya.
Pembangunan kembali wilayah Gaza akan menjadi salah satu upaya rekonstruksi terbesar dalam sejarah modern. Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menjatuhkan sedikitnya 75.000 ton bahan peledak di Gaza. Lebih dari 90 persen rumah dan 88 persen sekolah rusak atau hancur, belum lagi pemboman jalan, rumah sakit, peternakan dan fasilitas pengolahan air.
PBB memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk membangun kembali Gaza adalah 53 miliar dolar AS, dan laporan UNDP yang dirilis tahun lalu mengatakan bahwa hal tersebut mungkin memerlukan waktu setidaknya hingga tahun 2040.
Militer Israel telah membunuh lebih dari 61.700 orang dan melukai 110.000 lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Banyak jenazah masih terkubur di bawah puing-puing sebanyak 50 juta ton.uksi Gaza mungkin memerlukan waktu setidaknya hingga tahun 2040.
sumber : AP, Reuters
Advertisement