Senin 17 Feb 2025 22:26 WIB

Resmi Sudah Data Kerugian Militer Israel 500 Hari di Gaza, 16 Ribu Tentara Terluka Parah

Tentara Israel mengalami kerugian jiwa dan materi di Gaza.

Tentara Israel membawa peti mati prajurit yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza, saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Israel, Selasa, 24 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Tentara Israel membawa peti mati prajurit yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza, saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Israel, Selasa, 24 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Surat kabar Israel, Maariv, hari ini, Senin (17/2/2025) mengungkapkan bahwa 16 ribu tentara Israel telah terluka sejauh ini dalam perang genosida yang dilancarkan oleh Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Surat kabar tersebut mengutip Divisi Rehabilitasi Kementerian Angkatan Darat Israel yang mengatakan bahwa 8600 orang yang terluka menderita luka fisik, sementara 7500 orang lainnya menderita luka psikologis yang parah, termasuk gangguan stres pascatrauma, kecemasan, depresi, dan gangguan penyesuaian diri.

Baca Juga

Menurut data, 7 persen dari korban luka adalah wanita, sementara pria mencapai 93 persen dari total korban luka. Laporan Divisi Rehabilitasi mengatakan bahwa sejak awal pertempuran, 846 tentara dan anggota kepolisian yang berpartisipasi dalam pertempuran telah terbunuh.

Laporan Israel baru-baru ini mengutip para pejabat yang mengatakan bahwa jumlah korban IDF selama perang bisa mencapai 6.000 orang.

Perincian data berdasarkan jenis pasukan yang terluka menunjukkan bahwa 66 persen dari yang terluka adalah tentara cadangan, 17 persen tentara reguler dan 10 persen anggota kepolisian.

Laporan tersebut juga merujuk pada statistik lain yang terkait dengan cedera ganda per tentara dalam pertempuran, di mana 1.500 tentara terluka dua kali, kembali bertempur untuk kedua kalinya, tetapi terluka lagi. Yang lainnya menderita cedera psikologis dan kembali ke medan perang dan terluka lagi.

BACA JUGA: 'Israel Telah Menjadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah'

Surat kabar tersebut juga mengutip laporan Pengawas Keuangan Negara yang diterbitkan sepekan yang lalu, yang memperingatkan bahwa "Israel menghadapi krisis psikologis yang besar, karena diperkirakan setidaknya 3 juta warga Israel dapat mengalami gejala depresi, kecemasan dan gangguan stres pascatrauma akibat perang."

Maariv mengomentari laporan-laporan ini dengan mengatakan bahwa data terbaru "menyajikan gambaran suram tentang besarnya kerugian dan tingginya harga yang harus dibayar oleh tentara Israel, pasukan cadangan dan pasukan keamanan."

Statistik sebelumnya, yang diterbitkan pada Oktober 2024, menyatakan bahwa 12 ribu tentara dirawat di rumah sakit dan klinik kejiwaan Israel sejak awal agresi ke Jalur Gaza dan kemudian ke Lebanon.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement