Mengenang Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi
SAJADA.ID, DEPOK--KH. Ahmad Hasyim Muzadi adalah ketua umum tanfidziyah PBNU periode 2000-2010. Dalam kepemimpinannya selama dua periode, PBNU semakin menunjukkan kemajuan dan perkembangan pesat. Organisasi PBNU makin disegani dan dikagumi, tidak saja di Indonesia tapi juga dunia.
Sosok pria kelahiran Bangilan, Tuban, pada 8 Agustus 1944 ini telah berpulang ke rahmatullah pada 16 Maret 2017 silam. Ia meninggalkan warisan berupa Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam yang ada di Malang dan Beji, Depok. Ponpes Mahasiswa Al Hikam diharapkan melahirkan generasi penerus umat yang semakin lebih baik.
Dalam seminar nasional yang digelar Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran (STKQ) Al Hikam Beji, Depok, diulas pemikiran kebangsaan KH. A. Hasyim Muzadi, pada Selasa (18/02/2025) di Masjid Al Hikam Depok. Para narasumbernya adalah Drs. KH. Taufik R. Abdullah, anggota DPR RI periode 2014-2024, Prof Gumilar Rusliwa Sumantri (rektor UI 2007-2017), dan Dr Ali Akbar SH MH (akademisi UI).
Dalam kesempatan ini, sejumlah tokoh mengakui kualitas kebangsaan dan pemikiran KH. A. Hasyim Muzadi.
Menurut Taufik R. Abdullah, KH. A. Hasyim Muzadi dikenal sebagai sosok yang multidisiplin pengetahuan. Bukan hanya sebagai ulama, tetapi juga politisi, penulis, demokratis, humanis, dan juga seorang yang humoris.
"Beliau adalah orang yang sangat egaliter. Hal ini beliau tunjukkan dengan semua kalangan," ujar Taufik
Bahkan, kata anggota F-PKB DPR RI (2014-2024) ini, ketua umum tanfidziyah PBNU (2000-2010) itu bisa bergaul dengan lapisan atas hingga bawah. "Maaf, satpam saja beliau kadang ngobrol dan ditanya tentang sebuah persoalan. Ini menunjukkan sifat beliau yang menafikan jarak antara masyarakat dengan beliau," ungkapnya.
Dalam pergaulan, sosok KH. Hasyim Muzadi, lanjutnya, pandai menempatkan diri. "Dengan kalangan atas, beliau akan berbicara sesuai dengan kapasitasnya secara elegan. Dengan kalangan bawah juga demikian," ujar Kiai Taufik.
Kalangan terdidik, kata dia, sosok KH. Hasyim Muzadi tidak akan bicara langsung dengan memberikan ikan, tapi beliau akan beri kail, biar mencari sendiri. "Tapi dengan umat, kalau mereka perlu sambal, langsung kasih sambal, nggak perlu dikasih tahu bahan-bahannya apa, cukup kasih sambal," terangnya.
Selain itu, KH. A. Hasyim Muzadi juga dikenal sebagai komunikator andal. Artinya bahasa yang disampaikan mudah dipahami walau dengan bahasa yang sederhana namun dapat dierima oleh semua kalangan.
"Dan jika ada masalah umat atau kebijakan umum, beliau tidak langsung memutuskan, tetapi akan mengajak banyak pihak atau PWNU di daerah untuk berdialog. Jika semua setuju, maka baru beliau sampaikan pandangan tersebut kepada publik," ungkapnya.
Artinya juga, kata Kiai Taufik, beliau menunjukkan sikap moderat, dan memahami nilai-nilai kepemimpinan.
Kiai Taufik menceritakan, saat menjadi ketua PCNU Malang, KH. Hasyim Muzadi meminta kepada orang-orang-orang di sekitar beliau untuk mencari tahu, apakah ada orang-orang yang membencinya. "Bila ada yang membenci dan tak suka dengan beliau, maka beliau akan datangi satu persatu untuk bicara dari hati ke hati agar kebencian menjadi hilang," terangnya.
Dari beberapa kasus yang terjadi, sosok KH Hasyim Muzadi dikenal sebagai orang yang cinta damai dan keharmonisan. "Beliau ingin selalu damai, masyarakat rukun, santun serta bijaksana," ujar Kiai Taufik.
Ia pun mengakui betapa masyarakat merindukan sosok ulama seperti KH. Hasyim Muzadi. "Seorang ulama, politisi, penulis, dan negarawan," ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UI periode 2007-2017, Gumilar Rusliwa Sumantri menjelaskan sosok kebangsaan KH. Hasyim Muzadi. Menurutnya, KH Hasyim Muzadi selalu ingin menegakkan kemaslahatan secara umum (bangsa dan umat).
"Berbagai persoalan bangsa diselesaikan dengan cara terhormat tanpa harus menyakiti pihak lain. Maka dulu kita mengenal NU sebagai ormas yang hebat dan menjadi rujukan, bahkan dunia internasional, " paparnya.

Dalam kesempatan inj pula, putra kandung KH. A. Hasyim Muzadi, yakni Gus M. Yusron Shidqi yang kini diberi amanah memegang Ponpes Mahasiswa Al Hikam Depok, berharap pemikiran KH. A. Hasyim Muzadi terus hadir dan menjadi teladan.
"Insya Allah, pemikiran Abah Hasyim, akan kami bukukan agar terus membersamai kami, para santri, dan juga umat," ungkapnya.
Gus Yusron berharap, pemikiran KH. A. Hasyim Muzadi bisa membantu memberikan solusi dalam memyelesaikan masalah-masalah kebangsaan dan umat.
(Syahruddin/sajada.id)