Selasa 18 Feb 2025 23:21 WIB

Pemerintah Serap Rp 30 Triliun dari Lelang Delapan Seri SUN

Dari delapan seri SUN yang dilelang, Pemerintah hanya menyerap dana dari tujuh seri.

Pemerintah meraup dana senilai Rp 30 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 18 Februari 2025. (ilustrasi)
Foto: Republika
Pemerintah meraup dana senilai Rp 30 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 18 Februari 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meraup dana senilai Rp 30 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 18 Februari 2025. Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (18/2/2025), menyatakan penawaran masuk pada lelang kali ini mencapai Rp 84 triliun.

Dari delapan seri SUN yang dilelang, Pemerintah hanya menyerap dana dari tujuh seri, di antaranya SPN12260205 (pembukaan kembali), FR0104 (pembukaan kembali), FR0103 (pembukaan kembali), FR0106 (pembukaan kembali), FR0107 (pembukaan kembali), FR0102 (pembukaan kembali), dan FR0105 (pembukaan kembali). Sementara untuk seri SPN03250521 (penerbitan baru), Pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana meski menerima penawaran masuk Rp 1,57 triliun.

Baca Juga

Serapan tertinggi berasal dari seri FR0103 yang dimenangkan senilai Rp 9,5 triliun, dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,78438 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2035 mencapai Rp 21,33 triliun, dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,75 persen dan imbal hasil tertinggi 6,95 persen.

Untuk seri FR0104, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp8,65 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,54998 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2030 mencapai Rp 37,33 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,5 persen dan imbal hasil tertinggi 6,7 persen.

Untuk seri FR0106, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 3,8 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,98972 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2040 mencapai Rp 8,36 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,94 persen dan imbal hasil tertinggi 7,13 persen.

Untuk seri FR0107 dan FR0105, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan dengan nominal yang sama yaitu Rp 2,7 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang masing-masing yaitu 7,02966 persen dan 7,11980 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri FR0107 yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2045 mencapai Rp 5,8 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,97 persen dan imbal hasil tertinggi 7,11 persen.

Sementara jumlah penawaran masuk untuk seri FR0105 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2064 mencapai Rp 2,97 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 7,03 persen dan imbal hasil tertinggi 7,25 persen. Untuk seri SPN12260205, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 2 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,25000 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 6 Februari 2026 mencapai Rp 5,02 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,25 persen dan imbal hasil tertinggi 6,4 persen.

Terakhir, untuk seri FR0102, dimenangkan dana sebesar Rp 650 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,03907 persen. Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2054 mencapai Rp 1,62 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,99 persen dan imbal hasil tertinggi 7,09 persen.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement