REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulsel dan Universitas Hasanuddin (Unhas) menjalin kerja sama strategis untuk menekan angka stunting dan mendukung Gerakan Sulawesi Selatan menuju zero stunting.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Fadjry Djufry dalam keterangannya di Makassar, Rabu, menyambut baik inisiatif Unhas. Ia menekankan pentingnya pengembangan model pengukuran stunting berbasis ilmiah dan berbasis data.
“Kita membutuhkan model penanganan stunting yang bisa menjadi tolok ukur nasional. Faktor budaya dan sosial masyarakat juga harus diperhitungkan dalam pendekatan ini,” kata Fadjry.
Lebih lanjut, ia menegaskan gerakan zero stunting harus menjadi gerakan kolaboratif lintas sektor, bukan hanya tanggung jawab satu kementerian atau sektor kesehatan semata.
Pemprov Sulsel mengapresiasi langkah Unhas yang telah mengembangkan model berbasis multidisiplin untuk menangani isu ini.
“Kita juga harus mengembangkan sistem pemantauan berbasis teknologi informasi (TI) untuk memonitor perkembangan stunting secara berkala. Dengan data yang lebih akurat, kita bisa melakukan intervensi yang lebih tepat sasaran,” tambahnya.