Rabu 19 Feb 2025 10:37 WIB

Hamas Siap Lepaskan Seluruh Sandera di Gaza

Hamas menolak dilucuti senjatanya dan meninggalkan Gaza

Pejuang Palestina ke lokasi penyerahan sandera Agam Beger di kamp pengungsi Jabalya di Kota Gaza, Kamis 30 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Mohammed Hajjar
Pejuang Palestina ke lokasi penyerahan sandera Agam Beger di kamp pengungsi Jabalya di Kota Gaza, Kamis 30 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan pihaknya siap membebaskan semua tawanan Israel sekaligus. Syaratnya, gencatan senjata dipermanenkan dan seluruh pasukan penjajah mundur dari Jalur Gaza.

Hal itu tertuang dalam pernyataan yang menguraikan visi mereka untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza. “Kami siap untuk tahap kedua di mana para tahanan akan ditukar sekaligus, dengan kriteria mencapai kesepakatan yang mengarah pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh dari Jalur Gaza,” kata juru bicara Hazem Qassem dilansir Aljazirah.

Baca Juga

Tawaran tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump berbicara menentang pembebasan bertahap setiap minggu terhadap para tawanan yang diambil dari Israel, dan keluarga dari mereka yang tersisa di Gaza menyerukan agar semua orang yang mereka cintai segera dibebaskan.

Dalam pernyataan yang sama, kelompok Palestina menolak seruan Israel untuk pelucutan senjata dan pengusiran Hamas dari Jalur Gaza. “Persyaratan penjajah untuk menyingkirkan Hamas dari Jalur Gaza adalah perang psikologis yang konyol, dan penarikan atau pelucutan senjata perlawanan dari Gaza tidak dapat diterima,” kata Hazem Qassem. 

Hamas menekankan, setiap pengaturan untuk masa depan Jalur Gaza akan dilakukan melalui konsensus nasional kelompok-kelompok di Palestina. Qassem juga membahas keputusan kelompok tersebut untuk menambah jumlah tawanan yang akan dibebaskan pada pertukaran berikutnya pada Sabtu dari tiga menjadi enam. 

“Penggandaan jumlah narapidana yang akan dibebaskan ini dilakukan sebagai tanggapan atas permintaan mediator dan untuk membuktikan keseriusan kami dalam melaksanakan seluruh ketentuan perjanjian,” ujarnya. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan “sejumlah tahanan dengan hukuman seumur hidup dan hukuman lama”, tambahnya.

Aljazirah melansir, Hamas berharap fleksibilitas ini akan membantu mediator menekan Israel untuk memenuhi tujuan perjanjian gencatan senjata – yaitu, mengizinkan rumah mobil, tenda dan alat berat masuk ke Gaza. 

Sementara itu, keluarga para tawanan Israel berjanji untuk terus menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan yang akan memulangkan semua tawanan yang tersisa. 

Israel mengirim Ron Dermer, orang kepercayaan Netanyahu dan menteri urusan strategis, untuk memimpin negosiasi gencatan senjata tahap kedua. Perundingan tersebut terlambat dari jadwal, dan mediator harus memastikan Israel tidak melanjutkan perang sebelum kesepakatan dapat diselesaikan.

photo
Poin Kesepakatan Gencatan Senjata - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement