REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Ilmuwan Astronomi Prof Thomas Djamaluddin menyoroti penentuan 30 Maret yang diyakini sebagai Lebaran atau Idul Fitri 2025 berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) tiba-tiba dinyatakan masih wajib puasa berdasarkan Wujudul Hilal.
"Sungguh berat tanggung jawab pimpinan dalam mengambil keputusan. Bila 30 Maret diyakini sebagai Idul Fitri yang haram puasa berdasarkan KHGT, tiba-tiba dinyatakan masih wajib puasa berdasarkan WH,"jelas mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) lewat akun Facebooknya.
Sebaliknya, Thomas juga mengungkap apabila 30 Maret diyakini sebagai wajib puasa berdasarkan WH, tetapi dinyatakan haram puasa karena Idul Fitri berdasarkan KHGT. "Dengan kebimbangan seperti itu, pimpinan harus berani menanggung dosa umatnya bila keputusannya salah,"ujar dia.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan dan Idul Fitri 2025 ini melalui maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.O/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah. Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, awal puasa atau 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
“Di wilayah Indonesia, tanggal 1 Syawal 1446 Hijriyah (Idul Fitri) jatuh pada Senin Pahing, 31 Maret 2025,” kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Rabu (12/2/2925).
Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan PP Muhammadiyah dalam menetapkan awal Ramadhan, pada Jumat 28 Februari 2025, ijtimak jelang Ramadhan 1446 H terjadi pada pukul 07:46:49 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) = +04° 11¢ 08², sehingga hilal sudah wujud.
“Pada saat Matahari terbenam, Jumat, 28 Februari 2025 M, di seluruh wilayah Indonesia, Bulan berada di atas ufuk atau hilal sudah wujud. Untuk itu, di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada hari Sabtu Pahing, 1 Maret 2025,” ucap Sayuti.
Terkait dengan penetapan Idul Fitri, dari hasil hisab hakiki wujudul hilal tercatat bahwa pada Sabtu Kliwon, 29 Ramadhan 1446 H bertepatan dengan 29 Maret 2025, ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada pukul 17:59:51 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta yakni (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) = -01° 59¢ 04², dan hilal belum wujud.
Sedangkan, pada saat Matahari terbenam, Sabtu, 29 Maret 2025, di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di bawah ufuk, sehingga hilal belum wujud. Sayuti menuturkan, umur bulan Ramadhan 1446 H disempurnakan (istikmal) 30 hari.
Dengan begitu, di wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin Pahing, 31 Maret 2025. Dengan sudah ditetapkannya awal Ramadhan dan Idul Fitri oleh PP Muhammadiyah, diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan ibadah puasa dan lebaran di 2025 ini.
“Maklumat ini disampaikan agar menjadi panduan bagi warga Muhammadiyah dan dilaksanakan sebagaimana mestinya,” ungkapnya.