REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Taggar ‘Kabur Aja Dulu’ menggema di media sosial sebagai wujud kekecewaan warganet Indonesia terhadap pemerintah. Taggar ini mencerminkan keresahan sebagaian masyarakat terhadap kondisi Indonesia saat ini. Sejumlah menteri hingga tokoh publik pun ikut mengomentari taggar tersebut, tak terkecuali mantan calon presiden Indonesia, Anies Baswedan.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan mencintai Indonesia bukan sekadar merasa bangga saat keadaan negara dalam kondisi baik. Namun cinta kepada negara justru diuji ketika Indonesia menghadapi berbagai masalah dan membutuhkan perubahan.
"Cinta itu diuji saat negara sedang menghadapi banyak tantangan. Wajar jika terkadang kita lelah, karena perjuangan tanpa istirahat itu bisa terasa berat," kata Anies dalam sebuah video yang diunggah di akun X nya.
Menurut Anies, rasa lelah dalam memperjuangkan perubahan bukanlah hal yang aneh. Bahkan, dalam perjalanan sejarah, banyak tokoh bangsa yang terus berjuang meskipun mereka tidak sempat melihat hasilnya secara langsung.
"Generasi 1908 dan 1928 terus bergerak maju meskipun saat itu dianggap hanya mimpi di siang bolong. Perjuangan mereka seperti gabungan antara maraton dan estafet, dilakukan secara bergantian tetapi tetap maju," ucap mantan menteri pendidikan tersebut.
Selain itu, Anies menyebut nasionalisme bukan ditentukan oleh tempat tinggal seseorang. Namun, bagaimana seseorang tetap berkontribusi bagi Indonesia di mana pun berada. Dia “menyebut banyak tokoh bangsa yang dulu lama tinggal di luar negarei tetapi tetap memberikan kontribusi besar bagi Indonesia.
“Jadi, nasionalisme itu bukan soal di mana kita tinggal, tetapi bagaimana kita tetap memberi manfaat bagi negeri ini, sekecil apa pun," ujarnya.
Menurut Anies, bagi snak bangsa yang memilih tinggal di negeri orang karena tuntutan kebutuhan atau faktor keluarga, hal tersebut adalah keputusan sah. Namun, Anies mengingatkan tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk pindah ke luar negeri.
"Bagi yang berkesempatan pergi, gunakan peluang tersebut sebaik-baiknya, tetap berkontribusi untuk Indonesia di mana pun kalian berada. Sementara bagi yang tetap tinggal di Indonesia, mari kita saling mendukung dan menghadapi tantangan ini bersama-sama," ucap dia.
Taggar kabur aja dulu mendapat şorttan dari sejumlah menteri. Salah satunya Menteri Energi Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia yang mempertanyakan nasionalisme anak muda ingin kerja di luar negeri.
Dia menilai, pihak tersebut seolah mencoreng perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan RI. “Nah kalau temen-temen berpikir untuk pindah ke luar negeri, apa saya malah meragukan nasionalisme kalian. Kita merebut kemerdekaan ini lewat perjuangan," tutur Bahlil Lahadalia.
Sementara Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid menilai warganet yang mengikuti tren #KaburAjaDulu seolah menandakan kurangnya sikap patriotik dan cinta terhadap tanah air. Pernyataan Nusron tersebut menanggapi tren warganet yang mengajak warga negara Indonesia (WNI) untuk menetap di luar negeri akibat situasi politik hingga ekonomi di Indonesia yang tak menentu.
"Kalau ada (tagar) Kabur Aja Dulu itu kan dia ini warga negara Indonesia apa tidak? Kalau kita ini patriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama," kata Nusron usai memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.