Kamis 20 Feb 2025 15:33 WIB

Neraca Pembayaran Indonesia Sepanjang 2024 Surplus 7,2 Miliar Dolar AS 

Surplus NPI tercatat 7,2 miliar dolar AS, sehingga mampu menopang ketahanan ekonomi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi uang dolar AS. Bank Indonesia (BI) mencatatkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2024 tercatat mengalami surplus 7,9 miliar dolar AS.
Foto: Freepik
Ilustrasi uang dolar AS. Bank Indonesia (BI) mencatatkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2024 tercatat mengalami surplus 7,9 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatatkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2024 tercatat mengalami surplus 7,9 miliar dolar AS. Secara keseluruhan, pada sepanjang 2024, surplus NPI tercatat 7,2 miliar dolar AS, sehingga dinilai mampu menopang ketahanan eksternal. 

“NPI pada triwulan IV 2024 mencatat surplus sebesar 7,9 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus triwulan sebelumnya sebesar 5,9 miliar dolar AS,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Kamis (20/2/2025). 

Baca Juga

Denny menerangkan, kenaikan surplus NPI pada kuartal IV/2024 tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat. serta defisit transaksi berjalan yang lebih rendah. 

Transaksi berjalan mencatat penurunan defisit, seiring dengan kenaikan harga komoditas di tengah aktivitas ekonomi domestik yang tetap terjaga. Pada kuartal IV 2024, transaksi berjalan mencatat defisit sebesar 1,1 miliar dolar AS (0,3 persen dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar 2,0 miliar dolar AS (0,6 persen dari PDB) pada kuartal III 2024. 

Denny mengatakan, perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan barang, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas, seiring dengan kenaikan harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia. 

“Di sisi lain, impor barang tetap tumbuh sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang meningkat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Aktivitas impor barang tersebut meningkatkan impor jasa freight, sehingga turut mendorong peningkatan defisit neraca jasa,” terangnya. 

Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga tercatat lebih tinggi karena kenaikan pembayaran imbal hasil atas investasi langsung dan investasi portofolio sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang terjaga. 

Denny melanjutkan, tercatat pula surplus transaksi modal dan finansial yang mengalami peningkatan. Transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus dari 7,5 miliar dolar AS pada kuartal III 2024 menjadi 8,5 miliar dolar AS pada kuartal IV 2024. 

“Kinerja positif ini ditopang oleh investasi langsung yang tetap membukukan surplus seiring optimisme investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap kondusif,” tuturnya.  

Transaksi investasi lainnya juga mencatatkan surplus didorong penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan swasta. Sementara investasi portofolio mencatat aliran modal keluar seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. 

“Secara keseluruhan tahun 2024, perkembangan NPI menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut. NPI keseluruhan 2024 mencatat surplus sebesar 7,2 miliar dolar AS, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar 6,3 miliar dolar AS,” ungkap Denny. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement