Kamis 20 Feb 2025 20:35 WIB

Muffest 2025 Diharapkan Perkuat Daya Saing Fashion Muslim Indonesia

Muffest dianggap sebagai ikhtiar untuk mendominasi pasar fashion Muslim global.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Model memperagakan busana muslim dalam gelaran Muffest+ 2025 di JICC, Jakarta, Kamis (20/2/2025). Muffest+ 2025 yang mengusung tema connecting in style ini menghadirkan lebih dari 130 desainer dan brand lokal dan  akan berlangsung hingga 23 Februari 2025.
Foto: Republika/Prayogi
Model memperagakan busana muslim dalam gelaran Muffest+ 2025 di JICC, Jakarta, Kamis (20/2/2025). Muffest+ 2025 yang mengusung tema connecting in style ini menghadirkan lebih dari 130 desainer dan brand lokal dan akan berlangsung hingga 23 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Industri fashion Muslim diprediksi akan tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan. Berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report, konsumsi fashion Muslim di dunia diproyeksikan mencapai 428 miliar dolar AS pada 2027. Dengan peluang besar ini, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan daya saing untuk memperkuat posisinya sebagai pusat industri fashion Muslim dunia.

Hal itu diungkap oleh Dirjen Industri Kecil Menengah & Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) 2025. Ia pun mengapresiasi penyelenggaraan Muffest yang bisa menjadi ikhtiar untuk mendominasi pasar fashion Muslim global.

Baca Juga

“Dengan potensi pasar dan perkembangan industri fashion Muslim yang ada, kita harus optimistis untuk memaksimalkan penguasaan pasar domestik maupun meningkatkan daya saing kita di pasar global. Caranya ya dengan mengaktualisasi keikutsertaan pada ajang-ajang pameran seperti ini. Saya sangat mengapresiasi Muffest yang sudah 10 tahun ini konsisten terselenggara,” kata Reni pada Kamis (20/2/2025).

Reni mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam mendominasi industri fashion Muslim. Selain karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk beragama Muslim terbanyak, modest fashion nasional juga semakin diperhitungkan berkat kreativitas para desainer dan pelaku usaha.

Dia mengatakan Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga dalam ekosistem fashion Muslim dunia, setelah Turki dan Malaysia. Namun, meskipun mendominasi ekosistem, Indonesia masih tertinggal dalam hal ekspor produk Muslim. Saat ini, pasar ekspor ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) masih dikuasai China, Turki, dan India.

“Hal ini menjadi tantangan bagi industri fashion Muslim Tanah Air untuk tidak hanya mendominasi ekosistemnya, tapi juga bagaimana pasar yang begitu besar itu kita optimalkan dengan memperluas pasar ekspor,” kata Reni.

Untuk meningkatkan daya saing industri fashion Muslim, Reni mengatakan bahwa Kementerian perindustrian telah melakukan berbagai langkah strategis. Upaya tersebut mencakup perumusan kebijakan, serta program kegiatan dalam mendukung ekosistem industri modest fashion, seperti peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM), pengembangan kualitas produk, memfasilitasi sertifikasi halal, bantuan mesin peralatan, serta balai program inkubasi fashion.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement