Kamis 20 Feb 2025 21:42 WIB

Jurnalis Senior Israel Kuliti Kebohongan Netanyahu

Netanyahu kerap mengalihkan kesalahan kepada pejabat militer dan intelijen.

Dua aktivis menggelar teatrikal penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat aksi bela Palestina di Kota Tangerang, Banten, Jumat (6/12/2024). Aliansi Gerakan Solidaritas Masyarakat Tangerang bersama Jurnalis Peduli Palestina dalam aksi tersebut menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ditangkap dan diadili oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Dua aktivis menggelar teatrikal penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat aksi bela Palestina di Kota Tangerang, Banten, Jumat (6/12/2024). Aliansi Gerakan Solidaritas Masyarakat Tangerang bersama Jurnalis Peduli Palestina dalam aksi tersebut menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ditangkap dan diadili oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Jurnalis senior media Israel Maariv, Ben Caspit, menuding jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merupakan orang yang mengerikan. Hal tersebut dinyatakan Caspit usai Netanyahu mengeluarkan pernyataan pada pertukaran ketujuh berdasarkan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel.

Pada Kamis (20/2/2025), faksi-faksi Perlawanan Palestina menyerahkan jenazah empat tawanan di Bani Suheila, sebelah timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan, kepada Palang Merah Internasional.

Baca Juga

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerbitkan rekaman video pada malam sebelum pertukaran, saat penjajah Israel bersiap menerima jenazah empat tawanan. Mereka  tewas selama perang di Gaza akibat pengeboman Israel yang tak henti-hentinya dan membabi buta. Netanyahu pun menyatakan Kamis tersebut sebagai, "Hari yang penuh gejolak, hari yang penuh duka."

Para pejabat tingginya, termasuk kepala Shin Bet Ronen Bar bersama pejabat keamanan lainnya, yang dikecam Caspit sebagai "anjing penyerang Netanyahu", mengeluarkan pernyataan bahwa Netanyahu yang bertanggung jawab atas pertukaran informasi itu. Pemimpin Partai Likud tersebut mengklaim bahwa ia mampu mengubah komposisi tim negosiasi, sehingga mengubah dinamika negosiasi.

Tuduhan tersebut disampaikan kepada "sumber informasi", yang menurut Caspit adalah Benjamin Netanyahu sendiri.

"Inilah yang ia pilih untuk katakan, publikasikan, dan sebarkan pada malam menjelang salah satu hari paling menyedihkan yang pernah kita alami di sini. Dan kita telah mengalami banyak hari yang menyedihkan selama satu setengah tahun terakhir—yang secara langsung disebabkan oleh orang yang, sejak pembantaian 7 Oktober, tidak melakukan apa pun selain menghindari kesalahan, mencemarkan nama baik orang lain, memecah belah, menghasut, menabur perselisihan, dan mencemarkan nama baik siapa pun atau apa pun yang mungkin menghalangi jalannya sementara ia melarikan diri dari pertanggungjawaban," tambahnya.

Bertentangan dengan pernyataan Netanyahu, Caspit menyatakan, Hamas telah mengusulkan penggabungan dua fase pembebasan tawanan beberapa pekan lalu, jauh sebelum perdana menteri merombak tim negosiasi. Langkah tersebut tidak ada hubungannya dengan keputusan Netanyahu untuk menyingkirkan kepala Mossad Dedi Barnea dan kepala Shin Bet Ronen Bar. Meski demikian, Netanyahu justru mengeklaim  terobosan tersebut sepenuhnya adalah perbuatannya, jurnalis Israel tersebut menambahkan.

 
photo
Aktivis membakar kertas bergambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat aksi bela Palestina di Kota Tangerang, Banten, Jumat (6/12/2024). Aliansi Gerakan Solidaritas Masyarakat Tangerang bersama Jurnalis Peduli Palestina dalam aksi tersebut menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ditangkap dan diadili oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. - (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement