REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kanwil Kemenag Aceh menyatakan bahwa para penyuluh agama di kantor urusan agama (KUA) perlu mendapatkan bimbingan dan bekal ilmu kesehatan ibu dan anak. Hal itu menjadi strategis agar wawasan itu bisa disampaikan kepada masyarakat terutama calon pengantin.
"Sehingga, saat memberikan bimbingan kepada calon pengantin, pendekatannya bukan agama saja, tetapi juga kesehatan," kata Kabid Urusan Agama Islam Kemenag Aceh, Mukhlis, di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Mukhlis di sela-sela kegiatan diseminasi penguatan kapasitas penyuluh agama dalam isu kesehatan ibu dan anak melalui pendekatan komunikasi antarpribadi di Banda Aceh.
Dalam rangka pembekalan ilmu kesehatan ibu dan anak kepada penyuluh agama ini, Kemenag Aceh sendiri sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan, BKKBN, serta UNICEF.
Bahkan, telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama tentang bimbingan perkawinan dan pelayanan kesehatan bagi calon pengantin dalam mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas.
Dengan kerja sama itu, Kemenag Aceh bersama UNICEF terus memperkuat kapasitas penyuluh agama dalam menyampaikan edukasi kesehatan melalui pendekatan berbasis nilai agama dan komunikasi antarpribadi.
Upaya tersebut dilakukan agar penyuluh dapat meluruskan misinformasi dan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap program kesehatan ibu dan anak seperti ASI eksklusif, imunisasi, praktik hidup bersih dan sehat, serta pengasuhan orang tua dalam pengasuhan.
Mukhlis mengatakan, dengan bimbingan dan pelatihan dari UNICEF serta Dinas Kesehatan, para penyuluh agama sudah mendapatkan pengetahuan bidang kesehatan ibu dan anak, sehingga mereka sudah mampu menyosialisasikan kepada masyarakat.
Sejauh ini, kata dia, sudah ada 180 penyuluh agama dari empat daerah yakni Banda Aceh, Aceh Besar, Bireuen, dan Aceh Barat yang telah mendapatkan pembekalan ilmu kesehatan ibu dan anak dan ini terus ditingkatkan.
"Kita berterima kasih kepada UNICEF yang sudah membekali penyuluh bidang kesehatan ibu dan anak. Sekarang mereka sudah ada ilmunya," ujarnya.
Dia menuturkan, ilmu kesehatan bagi penyuluh penting karena mereka akan menyampaikannya kepada masyarakat melalui pendekatan agama, sehingga lebih tersentuh.
"Kita yakin saat mereka memberikan bimbingan kepada calon pengantin dan juga kegiatan bimbingan remaja yang akan melangsungkan perkawinan, ini dapat tersampaikan dengan baik," katanya.
Ia menambahkan, ketika penyuluh memiliki ilmu kesehatan ibu dan anak, maka orientasi bimbingan perkawinan nantinya tidak lagi hanya soal keagamaan atau menciptakan keluarga sakinah mawadah warahmah. Tetapi sudah menyentuh bidang kesehatan.
"Karena itu, pembalakan ini terus berlanjut, dan kita upayakan nanti para penyuluh yang sudah mendapatkan ilmu kesehatan ibu dan anak itu, bisa disosialisasikan lagi kepada teman-teman penyuluh lainnya di Aceh," demikian Mukhlis.