Jumat 21 Feb 2025 13:29 WIB

BRIN Kaji Pemanfataan AI untuk Reaktor Nuklir

BRIN menggandeng sejumlah organisasi riset dan industri dari luar negeri.

Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy, di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024). Reaktor serba guna G.A Siwabessy milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah reaktor riset tipe kolam dengan bahan bakar uranium silisida yang kapasitas 30 MWth mampu dimanfaatkan untuk riset bahan bakar nuklir, radiografi neutron, analisis aktivasi neutron, riset berkas neutron, dan produksi radioisotop.
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy, di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024). Reaktor serba guna G.A Siwabessy milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah reaktor riset tipe kolam dengan bahan bakar uranium silisida yang kapasitas 30 MWth mampu dimanfaatkan untuk riset bahan bakar nuklir, radiografi neutron, analisis aktivasi neutron, riset berkas neutron, dan produksi radioisotop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang melakukan kajian terkait teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk dapat diimplementasikan ke dalam aspek teknis, penelitian, dan pengembangan reaktor nuklir.

Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN Topan Setiadipura melalui keterangan di Jakarta, Jumat (21/2/2025) menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mempelajari teknologi AI agar dapat diimplementasikan ke dalam reaktor nuklir.

Baca Juga

Oleh karena itu, BRIN menggandeng sejumlah organisasi riset dan industri dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, China, dan Korea, dalam upaya mengkaji kecerdasan buatan.

"Bekerja sama dengan Kunihiko Nabeshima dari Japan Atomic Energy Agency (JAEA) atau peneliti lain dari China yang bergerak di bidang AI akan sangat bermanfaat bagi PRTRN BRIN, terutama dalam aspek teknis, penelitian dan pengembangan," kata Topan Setiadiputra.

Terkait hal tersebut, perwakilan JAEA Kunihiko Nabeshima menjelaskan teknologi kecerdasan buatan memiliki peranan penting dalam mendukung sektor nuklir. "AI dapat membantu dalam respons darurat untuk akses nuklir," ujar Nabeshima.

Nabeshima memaparkan teknologi kecerdasan buatan yang diaplikasikan terhadap reaktor nuklir pada saat ini mampu mengawasi reaktor dan memberikan informasi kepada operator.

"Selanjutnya AI dapat memberikan rekomendasi tentang tindakan yang harus diambil oleh operator demi menjaga keamanan reaktor," katanya.

Oleh karena itu, Nabeshima berharap kerja sama antara JAEA dengan BRIN dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan untuk reaktor nuklir bisa berjalan dengan baik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement