Jumat 21 Feb 2025 16:31 WIB

Apakah Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Pertumbuhan Anak? ini Risetnya

Temuan awal studi sebut kesehatan mental pengaruhi perkembangan anak.

Seorang ibu menggendong anaknya.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Seorang ibu menggendong anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil temuan awal dari studi Action Against Stunting Hub (AASH) yang dilakukan di Lombok Timur menunjukkan kesehatan mental ibu memengaruhi perkembangan anak.

“Anak dari ibu dengan tanpa gangguan mental umum memiliki skor kognitif, kemampuan bahasa, dan perkembangan motorik lebih tinggi dibandingkan anak dari ibu dengan gangguan mental umum,” ujar Ketua Tim Peneliti Komponen Kognitif, Dr Risatianti Kolopaking, Psikolog dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Gangguan mental umum meliputi gejala kecemasan dan depresi ringan hingga sedang. Gangguan mental umum biasanya bersifat jangka pendek dan dapat diobati dengan intervensi dasar. Kesehatan mental ibu secara signifikan memengaruhi perkembangan kognitif, komunikasi ekspresif, dan motorik anak usia dini.

Untuk mendukung kesehatan mental ibu melalui pemantauan dini, layanan kesehatan mental, dan konseling agar dapat memaksimalkan perkembangan anak. Program manajemen stres dan kesejahteraan mental ibu dapat memperkuat pencapaian perkembangan anak secara signifikan.

Sebelumnya dilakukan diseminasi hasil temuan awal studi AASH, yang merupakan studi interdisiplin yang bertujuan menyusun tipologi stunting melalui pendekatan anak secara utuh atau "whole child approach". Penelitian itu dilaksanakan pada 2019-2024 di tiga negara yakni India, Indonesia dan Senegal. Untuk Indonesia, penelitian tersebut diselenggarakan di Lombok Timur. Studi AASH yang didanai oleh United Kingdom Research and Innovation-Global Challenges Research Fund (UKRI-GCRF) tersebut bertujuan untuk mempercepat upaya penurunan stunting melalui pendekatan anak secara utuh.

AASH Indonesia dikoordinasikan oleh SEAMEO Regional Center for Food and Nutrition (RECFON) – Pusat Gizi Regional Universitas Indonesia (PKGR UI). Studi itu terdiri dari observasi kohort ibu hamil yang dilanjutkan hingga anak mereka berusia 24 bulan, studi kasus kontrol untuk membandingkan anak stunted dan tidak stunted, dan studi intervensi menggunakan telur sebagai makanan tambahan untuk mengetahui efektivitas peningkatan kualitas asupan selama kehamilan terhadap epigenetik dan stunting pada bayi. Studi AASH juga memantau lingkungan pembelajaran di satuan PAUD dan kakak dari bayi kohor, serta asesmen rantai nilai pangan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement