Jumat 21 Feb 2025 17:25 WIB

Tingkah Nabi Palsu: Bikin 'Ayat' Katak dan Gajah demi Jawab Tantangan Alquran

Musailamah al-Kadzdzab mengaku sebagai nabi sesudah wafatnya Rasulullah SAW.

Nabi Palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Nabi Palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran merupakan kitab suci yang tidak dapat dipalsukan, meski satu huruf pun. Susunan Kitabullah itu tetap sebagaimana adanya, sejak pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Keindahan ayat-ayat Alquran membuat manusia terpesona, baik itu era Nabi SAW maupun generasi-generasi sesudahnya. Toh tidak semua jujur mengakui keagungannya.

Baca Juga

Misalnya, sang nabi palsu Musailamah al-Kadzdzab. Dia merupakan dedengkot kaum Arab yang menyebar hoaks pasca-wafatnya Rasulullah SAW. Alih-alih ikut dalam barisan kaum Muslimin di bawah panji Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, Musailamah justru mengklaim diri sebagai utusan Allah serta hendak menyerang Madinah.

Di luar kontroversinya sebagai nabi palsu, Musailamah diketahui pernah pula membuat ayat-ayat palsu. Hal itu dimaksudkannya untuk menyaingi keindahan Alquran.

Seperti diceritakan Ahmad Fuad Effendy dalam buku Sudahkah Kita Mengenal al-Qur'an?, ada suatu riwayat yang menukil kisah tersebut. Berikut ini adalah "ayat-ayat" yang ditulis Musailamah al-Kadzdzab.

"Yaa dhifda' binta dhifda'aini; naqqii maa tunaqqiin; a'laaka fi al-maa`i wa `asfaluka fii ath-thiin."

Artinya: "Hai katak anak dua katak, berkuaklah sesukamu. Bagian atasmu di air bagian bawahmu di tanah."

Fuad Effendy menuturkan, tidak jelas apa maksud Musailamah dengan gubahannya itu. Mungkin masing-masing baris teks tersebut cenderung ritmis, tetapi maknanya kosong sama sekali.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Hal itu berbeda daripada Alquran, yang penuh hikmah dan terdengar puitis sehingga dapat dihafal. Bahkan, di setiap generasi selalu ada para penghafal Alquran lengkap 30 juz.

Teks tadi bukan satu-satunya karya Musailamah. Ada dua teks lain dari sang nabi palsu itu yang dimaksudkan menyaingi Alquran, khususnya surah al-Fil dan al-Kautsar.

"Al-fiilu, maa al-fiil, wa maa adraaka ma al-fiil; al-fiilu lahu dzanabun wa tsiilun wa khurthuumun thawiil."

Artinya: "Gajah, apakah itu gajah, tahukah kamu apa itu gajah; gajah mempunyai ekor yang kecil dan belalai yang panjang."

"Innaa a'thainaa ka al-jamaahir; fashalli li rabbika wa jaahir; inna syani`aka huwa al-kaafir."

Artinya: "Sungguh telah kami berikan kepadamu gundukan tanah; maka shalatlah dengan suara keras; sungguh yang mencelamu adalah orang yang kafir."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement