Jumat 21 Feb 2025 21:00 WIB

Wamentan: Saya Pastikan dari Efisiensi ini tak Ada yang di PHK

Banyak anggaran yang sebelumnya tidak efektif dan tidak tepat sasaran.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Wamentan, Sudaryono, menegaskan upaya efisiensi anggaran merupakan langkah strategis yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. (ilustrasi)
Foto: Dok Kementan
Wamentan, Sudaryono, menegaskan upaya efisiensi anggaran merupakan langkah strategis yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menegaskan upaya efisiensi anggaran merupakan langkah strategis yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengungkapkan, hasil dari efisiensi anggaran tersebut nantinya akan dialokasikan untuk pembangunan sekolah, peningkatan infrastruktur pertanian, serta meningkatkan investasi melalui lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

Kebijakan Presiden Prabowo Subianto itu menuai pro-kontra. Sejumlah kalangan bersuara. Kini Wamentan menyatakan pandangannya. "Dan juga, saya bisa pastikan bahwa dari efisiensi ini tidak ada yang di PHK, tidak ada bantuan sosial yang dikurangi, tidak ada beasiswa yang dihilangkan. Semua program yang baik ini tidak ada yang dikurangi," kata Sudaryono, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (21/2/2025).

Baca Juga

Menurut Wamentan, efisiensi ini bertujuan untuk kemajuan bangsa. Anggaran dari perjalanan dinas misalnya, yang mencapai Rp 44 triliun per tahun, bisa dialihkan untuk pembangunan sekolah dan sektor pertanian.

"Nah dengan kita kurangi setengahnya, atau Rp 22 triliun kita bisa memperbaiki sekolah. Kenapa? Karena Presiden sudah mengidentifikasi dari semua mata anggaran ini ada anggaran yang diuntungkan di satu kementerian. Setelah dicek disitu banyak anggaran yang di tahan," ujar sosok yang akrab disapa mas Dar ini.

Wamentan menjelaskan, banyak anggaran yang sebelumnya tidak efektif dan tidak tepat sasaran, seperti anggaran untuk pengentasan stunting yang justru tidak sampai pada tujuannya. Anggaran tersebut, menurutnya, sering kali tersalurkan ke pos lain yang tidak relevan, sehingga dibutuhkan langkah efisiensi untuk menahan pengeluaran yang tidak produktif.

"Judulnya pengentasan stunting, begitu dicek uangnya entah kemana. Jadi banyak sekali anggaran ditahan 1 miliar 2 miliar diumpeti di ATK dan lainnya sehingga efisiensi ini bukan berarti masuk kantong presiden tapi dialihkan untuk kuota buku, tambah benih bibit dan pupuk," tambah Sudaryono.

Ia menanggapi adanya aksi protes dari sebagian kalangan masyarakat terkait kebijakan efisiensi anggaran ini. Wamentan  menganggap aksi protes tersebut tidak masalah, karena merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang diatur oleh undang-undang. 

Namun, Sudaryono mengingatkan seharusnya yang diprotes adalah pemborosan anggaran, bukan upaya penghematan yang dilakukan pemerintah. "Hanya menurut saya lucu, harusnya yang diprotes itu pemborosan. Lah ini kita lagi penghematan kok diprotes," ujar Wamentan.

Dengan kebijakan efisiensi anggaran tersebut diharapkan membawa dampak  positif. Pemerintah dapat lebih fokus mengalokasikan dana untuk pembangunan sektor-sektor yang benar-benar bermanfaat bagi kemajuan bangsa. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement