Jumat 21 Feb 2025 21:10 WIB

Pengamat Nilai Pernyataan Prabowo Soal Peluncuran Danantara Jadi Sentimen Positif Rupiah

Melalui Danantara, Pemerintah Indonesia disebut menghemat lebih dari 20 miliar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Gedung Danantara
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gedung Danantara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan pada akhir perdagangan pekan ini, Jumat (21/2/2025). Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menilai, penguatan rupiah terjadi karena di antaranya respons positif pasar terhadap pernyataan optimisme Presiden Prabowo Subianto soal peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). 

Mengutip Bloomberg, rupiah mengalami penguatan 24,5 poin atau 0,15 persen menuju level Rp 16.313 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (21/2/2025). Pada perdagangan sebelumnya, Mata Uang Garuda berada di level Rp 16.338 per dolar AS. 

Baca Juga

“Pasar merespon positif pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan meluncurkan BPI Danantara, pada Senin (24/2/2025). Pembentukan Danantara ditujukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas selama lima tahun ke depan,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (21/2/2025). 

Ibrahim mengatakan, pernyataan Prabowo tersebut merujuk pada target pemerintah Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 8 persen pada 2029. Melalui Danantara, Pemerintah Indonesia disebut telah menghemat lebih dari 20 miliar dolar AS dalam anggarannya melalui langkah-langkah efisiensi, setara dengan sekitar 10 persen dari pengeluaran tahunan Indonesia. 

BPI Danantara diharapkan bisa menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi, dengan mengonsolidasikan aset-aset penting dan mengoptimalkan entitas kekayaan negara. Sedangkan dana yang dikelola diketahui mencapai lebih dari 900 miliar dollar AS. 

Dana tersebut akan diinvestasikan pada proyek-proyek berkelanjutan yang berdampak besar di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur maju, industri hilir, dan produksi pangan. Itu dinilai sebagai langkah meningkatkan upaya untuk menarik investasi asing dan mengurangi ketergantungannya pada ekspor komoditas mentah dengan mengembangkan industri bernilai tambah.

Selain sentiment dari dalam negeri, Ibrahim juga mengungkapkan adanya sentimen eksternal terhadap pergerakan fluktuasi rupiah pada hari ini. Terutama mengenai dinamika perang dagang yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). 

“Di tengah ketidakpastian yang berkelanjutan atas tarif perdagangan Trump. Presiden AS mengancam tarif 25 persen untuk mobil, farmasi, semikonduktor, dan kayu minggu ini. Presiden mengatakan bahwa tarif tersebut dapat diberlakukan paling cepat pada awal April. Trump juga mengancam tarif timbal balik terhadap mitra dagang utama AS, yang meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang global,” terangnya. 

Selain itu, lanjut Ibrahim, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy awal minggu ini sangat marah dengan langkah-langkah AS dan Rusia untuk merundingkan kesepakatan damai tanpa Kyiv, dan komentar Presiden AS Donald Trump yang menyalahkan Ukraina karena memulai konflik tiga tahun dengan Moskow. 

“Namun, setelah pertemuan dengan utusan Trump untuk konflik Ukraina pada hari Kamis, Zelenskiy mengatakan Ukraina siap bekerja cepat untuk menghasilkan kesepakatan yang kuat tentang investasi dan keamanan dengan Amerika Serikat,” lanjutnya.  

Adapun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada Kamis Rusia dapat memperoleh keringanan dari sanksi AS berdasarkan kesediaannya untuk berunding guna mengakhiri perangnya di Ukraina.

Selain sentimen tersebut, Ibrahim juga menuturkan mengenai faktor kebijakan bank sentral China. Bank Sentral Tiongkok pada Kamis lalu berjanji untuk memberikan dukungan keuangan yang kuat berupa stimulus bagi perkembangan ekonomi swasta yang sehat dan pertumbuhan perusahaan swasta. “Sehingga itu berdampak positif untuk semua harga komoditas,” ungkap Ibrahim. 

Berdasarkan analisisnya melalui berbagai sentimen yang ada, Ibrahim memprediksi pergerakan rupiah pada perdagangan selanjutnya, yakni Senin (24/2/2025) akan melanjutkan penguatan.

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 16.280—Rp 16.320 per dolar AS,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement