REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM — Militer Israel meluncurkan serangan udara pada Jumat (21/2/2025) di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon. Meski melanggar gencatan senjata, Israel kembali berdalih menyerang perbatasan karena Hizbullah menggunakan wilayah itu untuk mengirim senjata ke Lebanon.
Dalam pernyataannya, militer Israel mengatakan tentara mereka menyerang rute pengiriman di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon yang digunakan Hizbullah untuk menyelundupkan senjata ke Lebanon, yang menurut Israel melanggar perjanjian gencatan senjata.
Eskalasi terbaru terjadi setelah gencatan senjata yang rentan disepakati di Lebanon pada 27 November 2024, yang mengakhiri serangan berbulan-bulan antara Israel dan kelompok Hizbullah.
Meskipun ada perjanjian gencatan senjata, Israel telah melakukan hampir 1.000 pelanggaran, pembunuhan dan melukai puluhan orang di Lebanon.
Pada Kamis malam, harian Israel, Israel Hayom, melaporkan bahwa tentara Israel juga melancarkan serangan udara di kota Homs, Suriah.
Setelah penggulingan rezim Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024 di Suriah, Israel telah melancarkan puluhan serangan udara yang menargetkan posisi militer Suriah.
Israel juga telah memperluas pendudukannya di Dataran Tinggi Golan dengan merebut zona penyangga demiliterisasi dan Gunung Hermon, yang melanggar perjanjian pelepasan dengan Suriah pada 1974 dan menuai kecaman dari PBB dan beberapa negara Arab.