REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperbanyak sedekah sangat disunnahkan saat umat Islam sedang berpuasa. Termasuk diantaranya adalah memberi keluasan belanja pada keluarga, berbuat ihsan kepada keluarga, kerabat dan memperbanyak sedekah.
Nabi Muhammad SAW orang yang paling bagus dalam kebajikan, menjadi lebih baik lagi saat bulan Ramadhan ketika Malaikat Jibril Alahissalam mendatanginya. Demikian dijelaskan KH Ahmad Sarwat dalam buku Ramadhan, antara Syariat dan Tradisi terbitan Rumah Fiqih Publishing, 2020.
Rasulullah SAW adalah manusia yang sangat murah hati, suka menyumbang. Namun, saat Nabi Muhammad SAW paling bermurah hati adalah di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Malaikat Jibril. (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim)
KH Ahmad Sarwat dalam bukunya menjelaskan yang perlu diluruskan dari tradisi sedekah saat Ramadhan ini adalah munculnya mafia pengemis yang memang dikoordinir oleh pihak-pihak tertentu, dengan memanfaatkan keawaman banyak orang. Padahal mereka bukan orang-orang yang berhak menerima sedekah.
Mafia-mafia ini bekerja dengan cara yang lihai sekali. Mereka sengaja mendatangkan banyak orang dari berbagai pelosok menyerbu jalan-jalan di berbagai kota, berkeliaran menadahkan tangan kesana kemari, khususnya kepada masyarakat yang naik kendaraan bermotor.
Mereka sengaja didandani layaknya kaum dhuafa. Dengan pakaian yang compang-camping, wajah dekil, dan tidak jarang menipu dengan membungkus bagian tubuh tertentu agar dianggap sebagai penyakit atau luka palsu yang diperban.
Tradisi yang awalnya baik ini kemudian menjadi tercoreng karena tindakan keliru para mafia yang tidak bertanggung jawab. Sayangnya, kepolisian dan dinas Satpol PP hanya berhenti pada menangkap pelaku saja. Sedangkan para gembong mafia yang menjadi otak dari tindakan ini, tetap berkeliaran dan bersahabat dengan para petugas.
Hal itu bisa dibuktikan manakala ada pengemis di jalanan yang ditangkap petugas, tiba-tiba ada pihak-pihak yang dengan mudah menebus dengan memberi uang tertentu kepada petugas. Lalu, gelandangan itu pun beroperasi kembali seperti biasa.
Menurut KH Ahmad Sarwat, Pemerintah Daerah Jakarta pun hanya sebatas membuat Peraturan Daerah (Perda), yang sekedar mengancam orang-orang yang memberi sesuatu kepada pengemis di jalan. Pemda tidak bertindak secara serius melakukan investigasi yang lebih dalam, untuk membekuk otak-otak pelaku kejahatan dan penipuan yang merusak citra Ramadhan ini.
