Sabtu 22 Feb 2025 17:24 WIB

Ramadhan bukan Alasan Kendorkan Semangat Kerja

Allah menyukai seorang Muslim bekerja dengan sungguh-sungguh.

ILUSTRASI Seorang pedagang menjajakan dagangannya di Pasar Jati Rawasari, Jakarta Pusat
Foto: Dok.Republika
ILUSTRASI Seorang pedagang menjajakan dagangannya di Pasar Jati Rawasari, Jakarta Pusat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kewajiban berpuasa di sepanjang Ramadhan jangan menjadi dalih untuk bermalas-malasan. Bahkan, bulan suci ini semestinya menimbulkan semangat untuk terus meningkatkan produktivitas dan etos kerja.

Islam mengajarkan pentingnya kesungguhan dalam bekerja. Bahkan, ketika semua tampak serba terbatas, jangan henti melangkah selama ada kesempatan.

Baca Juga

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa ketika kiamat datang, sementara di tangan seorang Muslim masih ada bibit kurma dan ia bisa menanamnya, maka hendaklah ia menanamnya.

Hadis tersebut mengandung pesan moral, yakni agar umat Islam selalu menjaga produktivitas yang berkesinambungan. Ini berarti bahwa Islam cinta kerja dan membenci sifat pemalas, apalagi hanya mengharap belas kasihan pada orang lain.

Sejarah juga menunjukkan kepada kita bahwa para nabi, selain aktif menyeru kepada kebaikan, ternyata juga rajin bekerja dalam bidangnya masing-masing. Ibnu Abbas berkata, "Adam menjadi petani; Nuh menjadi tukang kayu; Idris menjadi penjahit; Ibrahim dan Luth menjadi petani; Shalih menjadi pedagang; Daud menjadi pandai besi; Musa, Syu'aib, dan Muhammad menjadi penggembala" (Ibnu Qudamah Al Maqdisi, Mukhtashar Minhajul Qashidin).

Cinta pada kerja ini pun ditunjukkan oleh para sahabat Rasulullah SAW, antara lain oleh Umar bin Khattab. Suatu ketika, Umar memasuki masjid dan melihat seseorang sedang beribadah (siang hari).

Ia pun bertanya, "Dari mana engkau akan memperoleh rezeki?"

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Orang itu menjawab, "Saudaraku yang mencukupiku."

Umar lalu menimpali, "Saudaramu lebih baik daripada kamu. Keluarlah! Jika salah seorang di antara kamu mencari kayu lalu menjualnya, maka itu lebih baik daripada meminta-minta."

Umar pun menindaklanjuti sikapnya dengan langkah nyata. Ia memberi upah yang layak bagi para pekerjanya. Dan ketika ditanya tentang hal tersebut, al-Faruq menjawab, "Aku mencukupi mereka, supaya mereka tidak usah lagi memakan milik orang lain."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement