Sabtu 22 Feb 2025 19:03 WIB

Teladan Sifat Nabi, Suka Memberi tanpa Pamrih

Kedermawanan Nabi SAW menimbulkan banyak berkah.

ILUSTRASI Rasulullah SAW.
Foto: dok publicdomainpictures
ILUSTRASI Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW merupakan teladan yang sempurna. Alquran surah al-Ahzab ayat 21 menerangkan hal itu. Artinya, “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Ada banyak sifat mulia yang ditunjukkannya. Salah satunya ialah kedermawanan. Rasul SAW memiliki sifat pemberi. Begitu besar rasa empati sosial yang dimilikinya.

Baca Juga

Pada suatu hari, beliau pergi berbelanja. Berbekal uang delapan dirham, Rasul SAW hendak membeli pakaian dan beberapa peralatan rumah tangga.

Belum juga sampai di pasar, beliau mendapati seorang perempuan sedang menangis. Muslimah tersebut mengaku kehilangan uang sebesar dua dirham.

Untuk menghibur hatinya, Rasulullah SAW mengeluarkan uang dua dirham. Kepingan emas itu lantas diberikannya kepada si wanita sebagai ganti atas uang yang hilang. Uang Nabi SAW kini tinggal enam dirham. Sesudah mengucapkan salam, beliau kembali melanjutkan perjalanannya.

Di pasar, beliau berhasil membeli satu setel pakaian gamis. Saat sedang berjalan pulang, tiba-tiba Nabi SAW mendengar seorang kakek berteriak. “Barang siapa yang memberi pakaian, Allah akan mendandaninya kelak,” kata lelaki lansia yang berbaju compang-camping itu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Rasul SAW langsung mendekati sumber suara itu. Didapatinya ada seorang tua yang berpakaian lusuh, tak pantas pakai. Seketika, beliau melepas gamis yang baru saja dibelinya untuk diberikan kepada pria tua tersebut.

Melanjutkan perjalanan, Rasulullah SAW berjumpa dengan seorang perempuan yang tadi diberinya dua dirham. Perempuan itu kembali mengadukan persoalannya kepada Nabi Muhammad SAW.

Kepada Rasulullah, perempuan itu bercerita soal ketakutannya dihukum majikan lantaran terlambat pulang. Dengan senang hati, Nabi SAW mengantar perempuan tersebut ke rumah majikannya. Sesampainya di rumah si majikan, dua kali salam beliau tak dijawab. Salam ketiga, barulah tuan rumah menjawab.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement