Ahad 23 Feb 2025 14:18 WIB

Perbankan Indonesia Dorong Pembiayaan Hijau, Tren Diprediksi Terus Meningkat  

Total pembiayaan berkelanjutan perbankan telah mencapai Rp 1.959 triliun pada 2023.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Perbankan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam mendukung pembiayaan hijau, (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Perbankan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam mendukung pembiayaan hijau, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam mendukung pembiayaan hijau dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Total penyaluran kredit atau pembiayaan berkelanjutan perbankan telah mencapai Rp 1.959 triliun pada tahun 2023, meningkat dibandingkan Rp 1.409 triliun pada tahun 2022.

Data penyaluran kredit berkelanjutan untuk tahun 2024 saat ini masih dalam proses pelaporan oleh perbankan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laporan ini wajib disampaikan sesuai batas waktu yang ditetapkan dalam Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

Baca Juga

OJK memproyeksikan tren peningkatan kredit atau pembiayaan hijau akan terus berlanjut, seiring dengan dukungan perbankan terhadap target Net Zero Emission Pemerintah Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat.

"Perbankan Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pembiayaan hijau dan penerapan prinsip ESG," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae dalam keterangan tertulis dikutip Ahad (23/2/2025).

Peningkatan ini juga didukung oleh berbagai kebijakan dan panduan dari OJK, seperti Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS), yang merupakan kerangka terpadu untuk menilai ketahanan model bisnis bank terhadap perubahan iklim. Selain itu, pada Februari 2025, telah diterbitkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi 2, yang menjadi panduan bagi sektor keuangan dalam mengidentifikasi dan mengalokasikan pembiayaan ke proyek-proyek hijau dan berkelanjutan.

Meskipun tantangan terhadap keuangan berkelanjutan secara global masih besar, terutama dengan mundurnya Amerika Serikat dari komitmen Paris Agreement dan bank-bank AS dari Net-Zero Banking Alliance, Indonesia tetap berkomitmen menerapkan sustainable finance sesuai kebijakan domestik serta komitmen di fora internasional.

Dengan langkah-langkah ini, OJK berharap pembiayaan hijau di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta kelestarian lingkungan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement