Senin 24 Feb 2025 07:29 WIB

Israel Mulai Pindahkan Genosida ke Tepi Barat

Tank-tank Israel mula dikerahkan ke Jenin.

Kerabat berduka atas jenazah Rimas Al-Amouri (13 tahun) yang dibunuh militer Israel, sebelum pemakamannya di Jenin, Tepi Barat, Sabtu, 22 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Kerabat berduka atas jenazah Rimas Al-Amouri (13 tahun) yang dibunuh militer Israel, sebelum pemakamannya di Jenin, Tepi Barat, Sabtu, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Pasukan pendudukan Israel telah meningkatkan agresi mereka di Tepi Barat bagian utara, dengan mengerahkan tank di sekitar kota Jenin untuk pertama kalinya sejak serangan mereka di wilayah tersebut pada 2002. Hal ini menandai peningkatan signifikan dalam serangan militer yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. 

Hal ini terjadi ketika Menteri Pertahanan Israel Israel Katz, dalam sebuah pernyataan kepada media Israel pagi ini, menegaskan bahwa instruksi telah dikeluarkan bagi pasukan untuk mempersiapkan diri untuk tinggal lebih lama di kamp-kamp pengungsi, menangguhkan operasi UNRWA, dan mencegah warga kembali ke rumah mereka. 

Kantor berita WAFA melansir, sejak awal serangan Israel di Tepi Barat bagian utara, lebih dari 40.000 warga Palestina terpaksa mengungsi dari kamp pengungsi Jenin, Tulkarm, Nour Shams, dan Al-Far'a. Pada hari Jumat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Katz mengunjungi kamp pengungsi Tulkarem, di mana mereka memerintahkan penguatan militer lebih lanjut dan memperluas agresi di Tepi Barat bagian utara.

“Sejauh ini, 40.000 warga Palestina telah dievakuasi dari kamp pengungsi Jenin, Tulkarem dan Nur Shams, yang kini kosong dari penduduk,” ujar Kantz dalam sebuah pernyataan. “Saya telah menginstruksikan [tentara] untuk bersiap menghadapi kehadiran jangka panjang di kamp-kamp yang telah dibersihkan pada tahun depan dan untuk mencegah kembalinya penduduk dan kebangkitan terorisme,” tambahnya.

Serangan Israel terhadap Jenin dan kamp pengungsinya kini telah memasuki hari ke-34, menyebabkan sedikitnya 27 korban jiwa, puluhan luka-luka, lebih dari 160 tahanan, dan kehancuran yang meluas, termasuk penghancuran total sekitar 120 rumah dan penghancuran sebagian lebih banyak lagi. Infrastruktur di wilayah tersebut juga mengalami kerusakan parah. 

photo
Tentara Israel berjalan di depan warga Palestina yang mengungsi akibat operasi militer Israel dari kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Kamis, 23 Januari 2025. - (AP Photo/Majdi Mohammed)

Saat ini, pasukan Israel memperluas serangan mereka ke kota Qabatiya, selatan Jenin, mengerahkan kendaraan militer tambahan dan buldoser. Mereka memulai penggeledahan rumah sambil menghancurkan jalan, saluran listrik, pipa air, dan kendaraan sipil.

Pasukan penjajah Israel juga menghancurkan beberapa saluran listrik dan air di kota Qabatiya, selatan Jenin, pagi ini, menurut sumber lokal. Sumber tersebut melaporkan bahwa buldoser Israel menghancurkan saluran listrik dan juga mencabut saluran air di beberapa lingkungan di kota tersebut. 

Selain itu, buldoser militer Israel menghancurkan kendaraan dan properti lainnya di berbagai wilayah kota. Tentara Israel menyerbu kota tadi malam dan mulai menghancurkan infrastruktur. Mereka menghancurkan Bundaran Al-Shuhada di pintu masuk selatan kota. 

Buldoser juga menghancurkan sebagian tembok Pemakaman Martir, yang menyimpan makam 45 tentara Irak yang berperang melawan pendudukan Israel pada tahun 1948.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat pada Ahad memperingatkan terhadap pengerahan tank-tank berat oleh tentara pendudukan ke sekitar Jenin, mengingat hal itu sebagai langkah untuk meningkatkan agresi dan memperluas kejahatannya terhadap rakyat Palestina, terutama di Tepi Barat bagian utara dan kamp-kamp pengungsinya. 

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Ahad malam, Kementerian mengecam pernyataan Katz, pengerahan tank dan intimidasi terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdaya, dan menekankan bahwa hal ini merupakan eskalasi yang berbahaya di Tepi Barat. Hal ini merupakan upaya terang-terangan untuk menerapkan kebijakan genosida dan pengungsian terhadap populasi yang tidak bersenjata, kata Kementerian. 

Kementerian menekankan perlunya intervensi internasional untuk mengekang agresi pendudukan, yang dilakukan tanpa memperhatikan undang-undang atau perjanjian yang ditandatangani, dan untuk memaksa mereka menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina dan hak-hak mereka, yang terutama adalah hak mereka untuk tetap tinggal di tanah mereka.

photo
Peta Tepi Barat - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement