Senin 24 Feb 2025 19:59 WIB

Momen SBY Keseleo Lidah, Minta Demokrat Sukseskan Pemerintahan Jokowi

AHY bongkar alasan suara Demokrat menurun.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Fitriyan Zamzami
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Kongres ke-VI Partai Demokrat di Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).
Foto:  Dok Republika
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Kongres ke-VI Partai Demokrat di Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat resmi membuka jalannya Kongres ke-VI partai itu di Ritz-Carlton, Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan, pada Senin (24/2/2025). Pelaksanaan kongres itu dibuka dengan pidato Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.  

Terdapat momen lucu ketika SBY memberikan pidato dalam pembukaan Kongres ke-VI Partai Demokrat. Dalam momen itu, SBY mengajak seluruh kader partai menyukseskan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Padahal, presiden saat ini adalah Prabowo Subianto.  

Baca Juga

Awalnya, SBY menyinggung masalah etika Partai Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang memenangkan Prabowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sebagai bagian dari KIM, seluruh kader Partai Demokrat harus melakukan yang terbaik untuk mendukung kebijakan pemerintah. Tak hanya itu, para kader Partai Demokrat juga harus tetap menjaring harapan dan aspirasi rakyat.  

"Jadikan satu napas, sukseskan pemerintahan Presiden Jokowi. Dengar, ulangi. Saya ngomong apa tadi?" kata SBY disambut gelak tawa para kader Partai Demokrat. SBY kemudian langsung meralat ucapannya. Ia mengaku kepeleset lidah saat menyampaikan isi pemikirannya. 

"Ini namanya slip of the tongue. Saya ralat. Ini ada pers di sini, saya ralat. Presiden Prabowo Subianto," kata dia. SBY menyebut, Jokowi telah pensiun sebagai presiden. Sama dengan dirinya yang juga sudah pensiun. "Pak Jokowi sudah pensiun. Seperti saya. Sudah ada presiden baru, namanya Prabowo Subianto," ujar SBY. 

Penyebab Demokrat Anjlok

Sementara, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti mengungkapkan penyebab perolehan kursi partainya di DPR RI mengalami penurunan. Menurut dia, salah satu alasan kursi partai berlambang bintang mercy itu menurun adalah adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) yang terjadi sejak 2021. 

AHY menyatakan, Partai Demokrat dapat meraih 54 kursi DPR pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Namun, pada Pemilu 2024, perolehan kursi DPR untuk partainya berkurang menjadi 44 kursi.  

Menurut dia, adanya GPKPD yang terjadi membuat posisi Partai Demokrat menjadi rentan. Apalagi, ketika itu Partai Demokrat sedang melakukan persiapan untuk melaksanakan Pemilu 2024. 

"Jadi memang ketika kita menghadapi gangguan GPKPD tentu kita dianggap rentan. Status kita masih dipertanyakan," kata dia dalam pidatonya saat pembukaan Kongres ke-VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025). 

AHY mengungkapkan, ketika itu orang-orang yang hendak bergabung dengan Partai Demokrat khawatir kursi kepemimpinan akan berubah karena adanya GPKPD. Alhasil, orang-orang itu memilih mengurungkan niat untuk bergabung dengan Partai Demokrat.  "Jadi saya juga salut kepada yang masih bersama kita, berarti punya keberanian dan kecintaan yang luar biasa. Ini nggak kaleng-kaleng kesetiaannya, karena kalau tidak kuat, tidak berani, pasti mundur," kata dia.

photo
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY memberikan pidato saat pembukaan Kongres ke-VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025). - (Bayu Adji/Republika)

Selain itu, AHY menyatakan, posisi Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan membuat pimpinan tidak mudah bergerak. Ia mengakui, banyak pihak yang menunjukkan simpatinya kepada Partai Demokrat yang ketika itu mengalami gangguan. Namun, posisi partai yang berada di luar kekuasaan membuat mereka tidak bisa berbuat banyak untuk membantu. 

"Karena kita berada di luar pemerintahan, maka dunia profesional, dunia usaha, juga mikir-mikir lagi. Tidak apa-apa, kita tidak usah kecil hati, itu sudah kita lewati, dan tentunya mudah-mudahan setelah ini adalah sesuatu yang lebih baik," ujar AHY. 

Ia menambahkan, kondisi Partai Demokrat yang ditinggal oleh Koalisi Perubahan juga memberikan dampak terhadap perolehan kursi di DPR. Apalagi, ketika itu Partai Demokrat sudah banyak melakukan sosialisasi agar masyarakat memilih Anies Baswedan untuk menjadi presiden.  

"Tapi cukup dua minggu bingungnya, kenapa cuma dua minggu? Waktu yang tersedia memang sempit, tapi Allah memberikan jalan kepada kita menentukan pilihan yang lebih baik daripada itu," kata dia. 

Dengan segala lika-liku yang dilalui, Partai Demokrat bisa tetap eksis. Bahkan, saat ini Partai Demokrat dinilai lebih baik karena berhasil memenangkan Prabowo Subianto menjadi Presiden.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement