General Manager PLN UID Jawa Timur, Ahmad Mustaqir dalam keterangan di Surabaya, Selasa (25/2/2025), menyampaikan uji coba ini merupakan langkah strategis untuk mendukung pencapaian target bauran energi bersih di Jawa Timur yang saat ini mencapai 59,2 MW.

"PLTD yang ada menghadapi tantangan emisi karbon dan kebisingan. Oleh karena itu, diperlukan solusi energi yang bersih, andal, dan berkelanjutan guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar Ahmad.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program dedieselisasi menuju energi bersih yang diinisiasi oleh PLN Kantor Pusat Divisi BKI, bekerja sama dengan PLN Nusantara Power dan PLN Suku Cadang (SC). Program ini juga berada di bawah pengawasan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Sebelumnya, kebutuhan listrik di Gili Ketapang dipenuhi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kapasitas 2 x 470 kW. Saat ini, jaringan listrik di pulau tersebut melayani sekitar 1.800 pelanggan dengan beban puncak mencapai 317 kW pada siang hari dan 425 kW pada malam hari.

Ahmad menjelaskan pengoperasian perdana Hydrogen Fuel Cell Generator (HFCG) berkapasitas 100 kVA ini menjadi solusi inovatif untuk diversifikasi energi di sistem kelistrikan terisolasi Pulau Gili Ketapang. Program ini juga mencerminkan penerapan nilai AKHLAK PLN, khususnya kolaborasi, dengan dukungan interkoneksi dari subholding PLN Nusantara Power UP Gresik dan UP Paiton yang menyuplai hidrogen.

Staf Ahli Bupati Probolinggo Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Saniwar, mengapresiasi hadirnya pembangkit listrik tenaga hidrogen yang diharapkan dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat setempat. "Diharapkan kehadiran energi bersih ini dapat mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat Gili Ketapang di masa depan," katanya.

Uji coba ini menjadi tonggak penting dalam upaya transisi energi nasional dan mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.