Kamis 27 Feb 2025 12:05 WIB

Israel Berani Rendahkan Eropa, Dua Anggota Parlemen Dilarang Masuk Setibanya di Bandara

Boylan dan Rima Hassan dari Irlandia dan Prancis ditolak Israel.

 Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021. Israel pada hari Ahad menyetujui larangan masuk ke warga negara asing dan penggunaan teknologi kontroversial untuk pelacakan kontak sebagai bagian dari upayanya untuk menekan pada varian virus corona baru.
Foto: AP/Ariel Schalit
Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, Ahad, 28 November 2021. Israel pada hari Ahad menyetujui larangan masuk ke warga negara asing dan penggunaan teknologi kontroversial untuk pelacakan kontak sebagai bagian dari upayanya untuk menekan pada varian virus corona baru.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Dua anggota Parlemen Eropa (MEP), termasuk Lynn Boylan yang memimpin delegasi Uni Eropa untuk Palestina di Parlemen Eropa, serta dua staf parlemen Eropa, ditolak masuk ke Israel.

Boylan, anggota parlemen dari partai kiri Sinn Fein di Irlandia, dan rekannya, Rima Hassan dari partai kiri Prancis La France Insoumise (France Unbowed), dilarang masuk setibanya di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv.

Baca Juga

Menanggapi penolakan tersebut, Boylan mengungkapkan kegusarannya.“Sikap Israel yang sangat meremehkan ini adalah akibat dari kegagalan komunitas internasional dalam meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Boylan dalam pernyataan resminya. 

Dia menegaskan bahwa tujuan kunjungannya adalah untuk bertemu dengan Otoritas Palestina, organisasi masyarakat sipil, serta rakyat Palestina yang telah lama menderita akibat pendudukan dan aksi militer Israel.

Boylan mengecam tindakan Israel sebagai tindakan "genosida". Dia menyerukan Uni Eropa untuk mengambil langkah nyata, termasuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas perlakuannya terhadap rakyat Palestina.

Hassan juga mengeluarkan kecaman keras. “Israel dengan jelas ingin mencegah perwakilan yang terpilih secara demokratis untuk menyaksikan langsung sejauh mana pelanggaran hak asasi manusia yang mereka lakukan,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa larangan masuk tersebut merupakan bukti nyata bagaimana Israel terus bertindak tanpa konsekuensi di panggung internasional.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement