Kamis 27 Feb 2025 13:59 WIB

Mengubah Sampah Organik Menjadi Humisoil untuk Penghijauan di Kabupaten Kudus

Jumlah sampah organik yang diolah di tempat itu mencapai 38 ton setiap harinya.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Proses pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di Pusat Pengolahan Organik (PPO), Djarum Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025). Setiap hari, terdapat 38 ton sampah organik yang diolah di tempat itu.
Foto: Bayu Adji Prihammanda/Republika
Proses pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di Pusat Pengolahan Organik (PPO), Djarum Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025). Setiap hari, terdapat 38 ton sampah organik yang diolah di tempat itu.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) terus mengembangkan program Kudus Asik (Apik dan Resik) dengan melakukan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di Pusat Pengolahan Organik (PPO), Oasis Kretek Factory, Kabupaten Kudus. Saat ini, jumlah sampah organik yang diolah di tempat itu mencapai 38 ton setiap harinya.

Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara mengatakan, PPO dibangun sejak 2018 sebagai tempat untuk mengolah sampah organik menjadi humisoil atau pupuk organik. Setelah itu, BLDF juga menginisiasi gerakan berbasis digital, Kudus Asik, yang bertujuan untuk mengajak generasi muda terlibat dalam upaya pengolahan sampah di Kabupaten Kudus.

Baca Juga

"Melalui gerakan digital Kudus Asik diharapkan menjadi motivasi masyarakat Kudus, khususnya generasi muda untuk dapat berpartisipasi dalam memilah sampah demi menjaga lingkungannya tetap bersih. Kami berharap keterlibatan seluruh elemen masyarakat untuk memilah sampah bisa menjadi bagian dari keseharian," kata Mutiara di Kabupaten Kudus, Rabu (26/2/2025).

Ia menyebutkan, saat ini sudah ada 370 mitra yang tergabung dalam program Kudus Asik. Ratusan mitra yang berasal dari pihak sekolah, rumah makan, hotel, pasar, desa, dan lainnya, itu bertugas memilah sampah organik untuk diolah di PPO. Setelah itu, sampah yang diperoleh dari para mitra itu diolah menjadi pupuk organik di PPO.

Sementara itu, Deputy Program Manager BLDF Redi J Prasetyo menjelaskan, Kudus Asik merupakan sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Kudus. Melalui, program itu, masyarakat diajak untuk memilah sampah organik, yang memiliki kontribusi besar terhadap timbulan sampah dan membuat sampah yang lain menjadi tidak punya nilai.

Ia menyebutkan, fasilitas yang tersedia di PPO bisa mengolah sampah organik mencapai 50 ton per harinya. Namun, volume sampah yang sudah diolah ke PPO saat ini dalam satu harinya bisa mencapai 150 meter kubik atau 38 ton.

"Per hari rata-rata secara kubikasi itu di angka sekitar 150 kubik, secara tonase di angka sekitar 38 ton perhari," kata dia.

Kendati demikian, Redi mengatakan, pihaknya siap untuk menambah kapasitas mesin apabila diperlukan. Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi agar mitra dalam program Kudus Asik makin bertambah.

Ia menilai, terdapat beberapa keuntungan bagi warga apabila terlibat dalam program Kudus Asik. Pertama, warga secara langsung tentu mendapatkan layanan penjemputan sampah organik secara teratur. Kedua, sampah anorganik yang tersisa bisa dijual ke bank sampah karena sudah terpilah dari sampah organik.

"Dan ketika sampah organik nanti diproses, nah manfaat tidak langsungnya adalah ini juga kita pakai untuk menghijaukan di Kudus," ujar dia.

Ia menjelaskan, sampah organik yang diolah di PPO itu nantinya akan menjadi humisoil. Menurut dia, humisoil yang dihasilkan itu tidak akan diperjualbelikan, melainkan digunakan untuk mendukung program penghijauan lingkungan, khususnya di Kabupaten Kudus.

"Jadi, untuk prioritas saat ini untuk penghijauan di lahan-lahan kritis yang ada di Kudus," ujar dia.

Ia menyatakan, sepanjang 2018-2024, dari sampah organik yang masuk ke PPO sudah menghasilkan 82.275 meter kubik humisoil. Angka itu setara dengan lebih dari 32 kolam renang berstandar Olimpiade yang berisi air penuh.

Diapresiasi pemerintah

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement