Kamis 27 Feb 2025 21:28 WIB

Bandung Masih jadi Tempat Wisata Favorit, Okupansi Hunian Tinggi tak Hanya di Peak Season

Citra Bandung sebagai destinasi wisata digital akan terus berkembang di masa depan

Head of Area West & Central Java RedDoorz Ronald Tjandra (tengah,red)
Foto: Dok Republika
Head of Area West & Central Java RedDoorz Ronald Tjandra (tengah,red)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Saat ini, Kota Bandung masih menjadi salah satu destinasi favorit di Jawa Barat (Jabar). Hal itu, salah satunya terlihat dari tingkat hunian. Kota kembang ini, sangat ekspansif, baik dari sisi pertumbuhan jumlah properti maupun okupansi tingkat hunianya.

Menurut Head of Area West & Central Java RedDoorz Ronald Tjandra, mencatatkan tren pertumbuhan bisnis positif dalam lima tahun terakhir di Jabar. Yakni, sejak 2019-2024, properti yang tumbuh di bawah label RedDoorz mencapai 218 persen untuk wilayah Jabar.

Baca Juga

Sementara pada 2024, pertumbuhan properti baru RedDoorz mencapai 20 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. “Bandung menjadi kota yang sangat ekspansif, baik dari sisi pertumbuhan jumlah properti maupun okupansi,” ujar Ronald di Bandung, Kamis (27/2/2025).

Ronald mengklaim, hingga 2024 tercatat ada 700 mitra properti RedDoorz di wilayah Jabar, dengan total kamar yang terjual sepanjang tahun mencapai 1,47 juta kamar. “Jika bertanya kota mana yang langsung terlintas di benak warga Jakarta atau Jawa Barat saat liburan, jawabannya pasti Bandung. Tak heran, okupansi properti di sini tetap tinggi, tidak hanya saat peak season seperti long weekend, libur Natal dan Tahun Baru atau Lebaran," kata Ronald.

Bahkan, kata dia, di luar musim liburan, momen seperti pendaftaran mahasiswa baru dan wisuda dari berbagai kampus di Bandung dan sekitarnya juga mendorong peningkatan okupansi properti.

Pada 2025, RedDoorz menargetkan peningkatan jumlah properti hingga 30 persen secara tahunan, dengan fokus pada ekspansi multi-brand, termasuk SANS, serta memperkuat program leasing.

Melalui program ini, pemilik properti dapat memberikan hak penggunaan aset mereka kepada RedDoorz dalam jangka waktu tertentu dengan skema sewa yang telah disepakati, membuka peluang kemitraan yang lebih fleksibel dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.  

 

Strategi ini, kata dia, selaras dengan tren wisata di Bandung Raya, di mana Kota Bandung tetap menjadi pusat utama bagi wisatawan bisnis, sementara Bandung Barat lebih diminati oleh wisatawan yang mencari pengalaman rekreasi, terutama karena keberagaman objek wisata alamnya.

“Dengan kombinasi faktor tersebut, kami optimis bahwa citra Bandung sebagai destinasi wisata digital akan terus berkembang di masa depan. Sebagai penyedia akomodasi berbasis teknologi, RedDoorz berkomitmen untuk mendukung tren ini dengan menghadirkan penginapan yang terjangkau, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan wisatawan modern,” papar Ronald.

Sementara menurut Head of Marketing RedDoorz, Cut Nany Indriani, Bandung terus mengukuhkan posisinya sebagai destinasi favorit dengan pesona wisata yang viral di media sosial. Dikenal sebagai kota wisata, pendidikan, dan industri kreatif, Bandung kini juga berkembang pesat sebagai pusat gaya hidup digital yang didominasi anak muda.

"Fenomena ini tercermin dari menjamurnya konten viral tentang kuliner legendaris, destinasi wisata estetik, hingga pusat mode terkini yang selalu menjadi tren,” katanya.

Cut Nany, lonjakan minat wisatawan terhadap pengalaman unik dan Instagramable turut mendorong meningkatnya kebutuhan akan akomodasi yang nyaman, strategis, dan terjangkau.

Hal ini, menjadikan Bandung sebagai pasar potensial bagi RedDoorz dalam menyediakan penginapan berkualitas dengan harga kompetitif. Untuk memanfaatkan tren tersebut, RedDoorz berkolaborasi dengan influencer lokal dan menghadirkan media sosial khusus untuk Bandung.

 

Dampak positif dari tren ini juga dirasakan oleh para mitra properti RedDoorz, salah satunya Yassin Krisnanegara, Pemilik Properti RedDoorz @ Buah Batu 5 dan 158 Guest House Syariah RedPartner.

Menurutnya, sejak bergabung dengan RedDoorz pada 2022. Ia pun, merasakan peningkatan yang signifikan dalam performa properti kami. Rata-rata okupansi kedua properti mencapai 70 persen, dengan pertumbuhan revenuesebesar 30 persen per tahun. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement