REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Akademisi dan teknolog yang bekerja di Google Asia Pasifik, Siddhartha Paul Tiwari menilai, model pembelajaran tradisional saat ini kaku dan semakin tidak relevan. Karena itu, dia mendorong pendekatan yang lebih fleksibel dan berbasis teknologi.
"Sektor pendidikan harus beradaptasi atau berisiko menjadi usang dalam ekonomi global yang bergerak cepat dan berbasis pengetahuan," ujar Siddhartha dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Hal ini disampaikan Siddharta saat menjadi pembicara seminar internasional bertema “Technology Impact on Society and Education” di Jakarta, Senin (24/2/2025).
“Ini tidak hanya tentang adopsi teknologi, tetapi juga implementasi kebijakan yang etis dan inklusif agar tidak ada siswa yang tertinggal," ucap Siddhartha.
Seminar internasional ini digelar Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi (LPPMP) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Salah satu tema utama dalam seminar ini adalah tantangan etika dan privasi yang muncul akibat integrasi digital di sekolah.
Meskipun teknologi menawarkan peluang belajar yang lebih luas, ada juga risiko seperti keamanan data, pengawasan digital, dan kecurangan akademik. Karena itu, Prof Adi Fahrudin yang juga menjadi narasumber menekankan pentingnya keamanan siber yang kuat dan kebijakan pengelolaan data yang transparan.
“Sekolah harus memprioritaskan perlindungan data siswa guna mencegah perundungan siber, kebocoran data, dan pengawasan yang tidak sah," ucap dia.
Sementara, salah satu tantangan terbesar yang dibahas dalam seminar ini adalah risiko meningkatnya kesenjangan sosial-ekonomi akibat akses teknologi yang tidak merata.
BACA JUGA: Masya Allah, Anak Kecil Ini Jawab Tes Alquran Syekh Senior Al Azhar Mesir dengan Cerdas
Para pembicara membahas solusi seperti subsidi internet dari pemerintah, inisiatif pembelajaran berbasis komunitas, dan investasi dalam infrastruktur digital.
"Kesetaraan dalam pendidikan bukan hanya tentang akses terhadap perangkat, tetapi juga memastikan bahwa setiap siswa memiliki sumber daya, dukungan, dan bimbingan yang mereka butuhkan untuk berhasil,” ujar Prof Adi.
