REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Saat ini, sekitar 64,5 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Namun, banyak yang masih menghadapi keterbatasan akses pelatihan, pasar digital, dan pendanaan. Menjawab tantangan ini, Evermos hadir sebagai solusi bagi kesenjangan kewirausahaan, terutama di daerah tier 2 dan tier 3 Indonesia. Yakni, dengan memberikan kesempatan bagi perempuan serta individu yang tinggal di daerah minim lapangan pekerjaan, untuk menjadi pengusaha atau reseller dari 6400+ UMKM tanpa hambatan modal awal.
Evermos, sendiri merupakan sebuah platform connected commerce yang menyediakan jaringan distribusi serta layanan commerce terintegrasi dengan fokus pada pemberdayaan komunitas dan UMKM "Dengan fitur seperti katalog digital, sistem pembayaran terintegrasi, serta pelatihan dan pendampingan gratis, Evermos membuka akses ke pasar yang lebih luas dengan memberdayakan lebih banyak wirausahawan," ujar Co-founder & Acting CEO Evermos Ilham Taufiq, dalam keterangan resminya akhir pekan ini.
Keunggulan pendekatan Evermos, kata dia, tidak hanya terletak pada pelatihan teknis, tetapi juga pada pembangunan komunitas reseller yang berkelanjutan. Dengan lebih dari 2.100 komunitas aktif di seluruh Indonesia, para reseller mendapatkan dukungan, mentoring, dan akses sarana untuk membangun jaringan bisnis yang lebih luas.
Hingga kini, Evermos telah mendukung lebih dari 1 juta reseller di seluruh Indonesia, dengan 86 persen adalah perempuan. Serta, 74 persen terdiri atas individu tanpa pekerjaan tetap, seperti ibu rumah tangga. Rata-rata penghasilan reseller yang bergabung dengan Evermos mencapai Rp 3,785,365, atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pendapatan bulanan di Indonesia yang sebesar Rp 3,040,000 (BPS, Februari 2024).
"Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem Evermos mampu memberikan peluang ekonomi yang lebih baik bagi para resellernya," katanya.
Untuk memperluas dampak terhadap komunitas, kata dia, Evermos turut menjalin berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya International Labour Organization (ILO), untuk membantu individu yang terdampak PHK agar dapat beralih menjadi wirausahawan. Komitmen ini, sejalan dengan visi Evermos untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.
“Memenangkan penghargaan Indonesia Sustainability Awards 2025 merupakan pencapaian yang menggarisbawahi bahwa pendekatan berbasis komunitas dalam ekonomi digital dapat menciptakan perubahan nyata,” katanya.
Menurutnya, pihaknya percaya bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, harus memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mandiri secara ekonomi. "Oleh karenanya, Evermos akan terus berkomitmen dalam memperkuat ekosistem kewirausahaan yang inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan visi ‘Prosperity Beyond Borders’ yang kami gaungkan,” katanya.
Atas berbagai capaian tersebut, Evermos kembali menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan "The Best Company for Community Empowerment Programs” dan "The Best Company for Impact Investments in ESG Initiatives" di ajang Indonesia Sustainability Award 2025 (ISA). Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas komitmen Evermos dalam mendorong inklusivitas ekonomi melalui program pemberdayaan komunitas yang berdampak nyata bagi masyarakat Indonesia.
Indonesia Sustainability Award 2025 merupakan penghargaan yang diinisiasi oleh First Indonesia Magazine dan ditujukan untuk mengapresiasi perusahaan yang menunjukkan komitmen luar biasa dalam praktik keberlanjutan serta tanggung jawab sosial.