Ahad 02 Mar 2025 06:20 WIB

Setahun Ngevape, Wanita Ini Alami Paru-Paru Kolaps

Wanita ini kecanduan vape karena rasa dan citra yang seolah membuatnya keren.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Bahaya vape. Seorang wanita asal Pennsylvania, Petrea Mckeithen (26 tahun), mengalami kolaps paru-paru setelah hanya satu tahun menggunakan vape.
Foto: Republika
Bahaya vape. Seorang wanita asal Pennsylvania, Petrea Mckeithen (26 tahun), mengalami kolaps paru-paru setelah hanya satu tahun menggunakan vape.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang wanita asal Pennsylvania, Petrea Mckeithen (26 tahun), mengalami kolaps paru-paru setelah hanya satu tahun menggunakan vape. Ia mengaku cepat kecanduan vape terutama karena rasa dan citra keren yang melekat pada vape.

“Vape benar-benar membuat saya kecanduan. Vape juga dibuat seolah-olah keren, rasanya seperti bagian dari gaya hidup pemberontak,” kata Mckeithen seperti dilansir laman Fox News, Ahad (2/3/2025).

Baca Juga

Mckeithen pertama kali mencoba vape pada 2021, saat usianya 21 tahun. Lalu pada September 2022, sekitar setahun kemudian, ia tiba-tiba merasa tidak bisa bernapas.

“Saya tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Beberapa bulan sebelum paru-paru saya kolaps, saya memang mengalami kesulitan bernapas dan saya pikir itu tanda asma,” kata dia.

Namun dokter menyatakan bahwa itu bukanlah asma, melainkan paru-parunya yang mulai gagal berfungsi. Saat kondisi paru-parunya memburuk, Mckeithen sempat dilarikan ke rumah sakit dengan helikopter dan mengalami koma medis selama 10 hari. Ia juga dipasangkan mesin ECMO untuk membantu fungsi jantung dan paru-parunya. Selama koma, Mckeithen mengatakan ia mengalami mimpi buruk yang intens yang terus menghantuinya hingga kini.

“Rasanya bukan seperti mimpi, tapi seperti ingatan. Selama 10 hari itu, saya merasa seperti mengalami kematian berulang kali dengan cara yang menyakitkan,” kata dia.

Dokter mengatakan kepada keluarganya bahwa peluang Mckeithen untuk bertahan hidup hanya 3 persen. Namun, ia akhirnya berhasil melewati masa kritis tersebut. Setelah keluar dari ICU, ia menjalani terapi fisik hingga kondisinya perlahan membaik.

Namun, Mckeithen kini harus hidup dengan asma kronis dan “vaper’s lung” yaitu sebuat penyakit paru-paru akibat vaping. Selain itu, paru-pari Mckeithen juga sangat rentan terhadap semua jenis infeksi pernapasan.

“Sekarang saya harus sangat berhati-hati dengan siapa saya berinteraksi, karena kita tidak pernah tahu siapa yang membawa penyakit. Jika kondisinya sampai pada titik seperti sebelumnya, di mana saya mulai tidak bernapas dengan baik, saya harus segera dirawat di rumah sakit,” kata dia.

Menurut Cleveland Clinic, kondisi tersebut disebut pneumothorax, terjadi ketika udara masuk ke rongga dada dan memberikan tekanan terhadap paru-paru, yang menyebabkan sebagian atau sepenuhnya paru-paru mengalami kolaps. “Pada pengguna vape, kondisi ini dapat disebabkan oleh tarikan napas yang dalam dan kuat, bahan kimia dalam vape, atau jika seseorang memiliki riwayat penyakit paru-paru sebelumnya,” kata Direktur Klinis Recover Together Bend, David Campbell.

Gejala umum pneumothorax meliputi nyeri tajam pada dada atau bahu, sesak napas, dan kesulitan bernapas. Campbell juga mengingatkan bahwa paru-paru kolaps hanyalah satu dari sekian banyak masalah kesehatan yang terkait dengan vaping.

“Kebiasaan vaping juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, serta paparan logam berat yang berbahaya,” ujar Campbell.

photo
Bahaya vape. - (Republika)

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement