REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Negara-negara Andalusia, Spanyol dan Portugal sekarang hanya dihuni oleh sejumlah kecil Muslim yang sama sekali tidak sepadan dengan sejarah panjang kejayaan umat Islam di negara-negara ini.
Hal ini karena umat Islam telah hidup di Andalusia selama lebih dari delapan ratus tahun, dan sekarang dihuni oleh hanya 100 ribu Muslim, dan sebagian besar dari mereka adalah orang yang baru masuk ke negara ini. Apa penjelasannya?
Dan mengapa banyak negara Islam lainnya yang diduduki, seperti Mesir, Aljazair, Libya, Suriah, dan lainnya, namun mayoritas penduduk di negara-negara ini masih Muslim?
Penjelasannya menurut Prof Raghib as-Sirjani dalam Falisthin Lan Tadhi’, adalah bahwa pendudukan Spanyol di Andalusia merupakan tipe pendudukan yang unik dan hanya sedikit yang terulang kembali di dunia ini, pendudukan Spanyol merupakan sebuah penjajahan.
Ketika umat Islam diusir dari Andalusia atau dibunuh setelah penyiksaan yang kejam, hati kaum Muslimin di negara-negara Islam lainnya terikat pada tanah Andalusia Islam, dan jiwa-jiwa sebagian merindukan pembebasannya.
Tetapi tahun, dua tahun, satu abad, dan dua abad berlalu hingga menjadi lima abad, dan kaum Muslimin melupakan masalah Andalusia, dan sekarang mereka hanya menyebut Spanyol dan Portugal.
BACA JUGA: Masya Allah, Anak Kecil Ini Jawab Tes Alquran Syekh Senior Al Azhar Mesir dengan Cerdas
Dua negara Eropa yang di negeri mereka terdapat sejumlah besar monumen dan bangunan Islam serta masjid-masjid yang telah diubah menjadi gereja-gereja, dan tidak ada pertolongan dan kekuatan kecuali Allah SWT.
Pendudukan negeri-negeri Muslim lainnya tidak seperti ini, pendudukan Mesir, Aljazair, atau Libya dilakukan oleh tentara, dan pendudukan tentara harus diakhiri, dan mereka harus kembali ke negaranya, tidak peduli seberapa lama atau sebentar waktunya.
