REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fase terakhir Program Akses Digital 2024 yang dihelat Kedutaan Besar Inggris di Jakarta bekerja sama dengan mitra lokalnya BerdayaBareng, telah selesai akhir bulan lalu di Palu, Sulawesi Tengah. Program ini dibuat untuk meningkatkan akses digital bagi komunitas yang terpinggirkan di seluruh Indonesia.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, mengatakan inisiatif ini merupakan komitmen negaranya untuk mempromosikan penggunaan akses digital yang terjangkau guna membantu membangun pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. "Tonggak pencapaian ini menunjukkan keberhasilan kolektif sebagaimana kami meningkatkan kolaborasi dengan Indonesia untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif,” ujarnya.
Co-founder BerdayaBareng, Pratiwi Hamdhana AM, menambahkan fase ketiga atau terakhir Program Akses Digital 2024 dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi komunitas. Dengan fasilitator yang melatih komunitas lokal, tercipta efek domino yang memperluas manfaat program.
"Harapan kami adalah model ini dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain yang ingin membangun ekosistem digital yang inklusif dan kompetitif,” tuturnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Program tahun ini dihelat di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Tujuannnya untuk membangun komunitas digital dan kreatif yang inklusif di bagian timur Indonesia dengan meningkatkan keterampilan digital dan akses teknologi bagi komunitas marjinal.
Pemerintah Inggris telah mendanai proyek ini sebesar 100 ribu poundsterling atau setara Rp 2 miliar. Sejak Juli hingga November 2024, program ini melibatkan 533 penerima manfaat dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, pelaku UMKM, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan masyarakat marjinal lainnya. Setelah mengikuti pelatihan intensif, 100 peserta terbaik dipilih untuk menjadi fasilitator program.
Pada Desember 2024, para fasilitator ini membentuk organisasi komunitas kecil di wilayah mereka dan terlibat langsung dengan komunitas untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh. Sebagai hasilnya, 19 organisasi komunitas digital inklusif telah terbentuk.
Secara keseluruhan program ini telah menjangkau 672 penerima manfaat di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sebuah upacara kelulusan diadakan sebagai bagian dari acara untuk merayakan pencapaian para fasilitator.