Selasa 04 Mar 2025 14:33 WIB

Efisiensi Trump Ancam Pelindungan Satwa Terancam Punah

Trump memecat lebih dari 400 karyawan Badan Perikanan dan Satwa Liar AS.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat, 31 Januari 2025, di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat, 31 Januari 2025, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para ilmuwan yang dipecat pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan langkah efisiensi terhadap lembaga-lembaga sains Amerika Serikat (AS) berisiko meningkatkan kepunahan spesies. Langkah efisiensi ini merupakan program Departemen Efisiensi Pemerintah AS yang dipimpin miliuner Elon Musk.

Menurut Trump dan Musk, efisiensi diperlukan untuk menurunkan pengeluaran pemerintah.

Baca Juga

Nick Gladstone menjadi salah satu ilmuwan yang dipecat pemerintah Trump. Ia sebelumnya bertugas dalam pemulihan satwa terancam punah di Badan Perikanan dan Satwa Liar AS.

Ia bertanggung jawab memulihkan 15 spesies invertebrata gua dan bawah tanah yang terancam punah, termasuk beberapa jenis kumbang dan laba-laba langka di Negara Bagian Texas. Tetapi, meski kontribusinya yang signifikan, Gladstone salah satu dari lebih dari 400 karyawan Badan Perikanan dan Satwa Liar yang dipecat Trump.

"Bila tidak ada yang mengisi posisi saya, maka spesies-spesies ini akan diabaikan selama bertahun-tahun," kata Gladstone seperti dikutip dari the Guardian, Selasa (4/3/2025).

Ia mengatakan, pemecatannya membuat spesies-spesies yang ia coba lestarikan itu masuk spesies yang berisiko punah berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah. Hal ini karena sulitnya menemukan dan melindungi mereka akibat ancaman yang dihadapi habitat spesies-spesies itu dari pembangunan.

Gladstone menyebut spesies invertebrata gua yang terancam punah ini sebagai "canary in the coalmine." Istilah yang digunakan untuk menggambarkan indikator awal dari masalah yang lebih besar dalam ekosistem.

Ia mencatat, kondisi spesies-spesies tersebut mencerminkan kesehatan dan integritas sistem bawah tanah yang terhubung dengan Edwards Aquifer, yang merupakan satu-satunya sumber air bagi lebih dari dua juta penduduk Texas. "Saya sangat patah hati dan sangat khawatir upaya konservasi hewan-hewan ini di masa depan  akan ditahan," katanya.

Pemerintahan Trump juga memecat pegawai pemerintah yang bertugas memulihkan musang kaki hitam yang terancam punah. Dana upaya pemulihannya juga dibekukan.

Trump mengikuti langkah-langkah yang disarankan Project 2025, inisiatif yang diluncurkan lembaga pemikir konservatif Heritage Foundation. Lembaga itu mengatakan Undang-undang Spesies Terancam Punah memiliki catatan "suram."

Heritage Foundation mengeklaim undang-undang itu menahan pertumbuhan ekonomi. Project 2025 juga mendesak pemerintah Trump menghapus serigala abu-abu dan beruang grizzly dari hewan terancam punah.

Surat pemutusan hubungan kerja Gladstone mengatakan "pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya" tidak memenuhi kebutuhan departemen. Tetapi dalam tinjauan performa kinerja baru-baru ini, atasannya mengatakan lembaganya "tidak pernah memiliki karyawan baru yang menyelesaikan apa yang dicapai Gladstone dalam beberapa bulan pertamanya bekerja."

Ia bekerja di Badan Perikanan dan Satwa Liar AS sejak Mei 2024. "Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk melindungi spesies ini secara memadai, dan bahkan peran saya tidak cukup untuk mengatasi semuanya," kata Gladstone.

Hal ini juga terjadi pada seorang pakar biologi satwa liar di Layanan Ikan dan Satwa Liar AS lainnya. Ia bertanggung jawab meningkatkan efisiensi dalam tinjauan lingkungan terkait spesies yang terancam punah. Namun, ia mengatakan sebagian besar anggota departemennya dipecat sebagai karyawan percobaan, termasuk dirinya sendiri.

Ahli biologi yang tidak disebutkan namanya tersebut menjelaskan timnya kekurangan orang dan tidak memiliki dana yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan. Ia merasa upaya untuk memulihkan spesies agar tidak lagi terdaftar sebagai terancam punah telah terhenti dan mengalami kemunduran.

Ia juga menambahkan situasi ini membuatnya sangat putus asa. Ia merasa bingung karena banyak orang yang bekerja di bidang ini melakukannya karena mereka peduli dengan misi mereka, yaitu ingin melayani masyarakat, melindungi tanah tempat mereka tinggal, serta melindungi spesies dan sumber daya alam. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement