Selasa 04 Mar 2025 19:23 WIB
Resensi

Surat-Surat Cinta Islami, Sebuah Percakapan Intim Gus Nadir dengan Pembacanya

Buku ini mengajak menelusuri nilai Islam dengan kejernihan akal dan kelembutan hati.

Buku Surat Cinta Gus Nadir: Ilmu, Iman, Kehidupan
Foto: dokpri
Buku Surat Cinta Gus Nadir: Ilmu, Iman, Kehidupan

REPUBLIKA.CO.ID, Seperti seorang kekasih yang merangkai kata demi kata untuk menyentuh hati pujaan, Gus Nadir kembali menuliskan surat-surat cintanya. Bukan hanya untuk satu orang, melainkan bagi semua yang merindukan kedamaian dalam berislam.

Di tengah derasnya arus informasi digital, sering kali esensi Islam diperdebatkan lebih banyak daripada direnungkan. Menyadari kebutuhan akan pendekatan yang lebih lembut dan reflektif, Nadirsyah Hosen, cendekiawan Muslim sekaligus akademisi di University of Melbourne, menghadirkan "Surat Cinta Gus Nadir: Ilmu, Iman, Kehidupan". Buku ini adalah kumpulan refleksi yang mengajak pembaca untuk menelusuri nilai-nilai Islam dengan kejernihan akal dan kebeningan hati.

Sebuah Dialog Penuh Cinta dan Kebijaksanaan

Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan, tetapi sebuah percakapan intim antara Gus Nadir dan pembacanya. Bukan dari mimbar tinggi, melainkan layaknya sahabat yang berbagi pemikiran dan hikmah. Mengadaptasi format media sosial yang singkat dan to the point, tulisan-tulisan dalam buku ini tidak hanya mencerahkan, tetapi juga menghangatkan hati.

Terdiri dari 10 bab, buku ini menyajikan berbagai tema yang menggugah, mulai dari refleksi diri, risalah cinta, hingga perspektif religius yang lebih luas. Setiap bab dirangkai dengan kisah, tafsir kehidupan, dan ajakan untuk bercermin dalam keseharian. Beberapa bagian menarik di antaranya:

Refleksi Diri: Menyoroti perjalanan personal Gus Nadir dalam menaklukkan ego dan menemukan makna mencintai diri sendiri.

Risalah Cinta: Memaknai cinta dalam berbagai aspek dari kasih sayang Tuhan, hubungan antar sesama, hingga bagaimana mencintai diri sebagai bentuk penghormatan terhadap kehidupan.

Perspektif Religius: Mengupas sisi lain dari berbagai ajaran Islam, seperti bagaimana agama sering kali hanya dijadikan pelarian daripada sebagai pedoman untuk bertumbuh.

Bismillah dan Maknanya: Tafsir mendalam tentang esensi kalimat "Bismillah" dalam kehidupan sehari-hari.

Keunggulan Buku

Relevan dan Relatable – Tulisan dalam buku ini berasal dari refleksi yang awalnya ditulis di Instagram dalam dua tahun terakhir, menjadikannya ringan dan relevan dengan dinamika media sosial.

Dikemas dengan Bahasa Cinta – Menyajikan Islam dengan pendekatan kasih sayang, bukan dengan nada menghakimi.

Dibimbing oleh Keilmuan yang Mendalam – Sebagai pakar hukum syariah dan pemikir Islam progresif, Gus Nadir menawarkan wawasan yang tajam dan inspiratif.

Menghadirkan Cahaya bagi Pembaca

"Buka lembar demi lembar buku ini dengan hati yang lapang," ujar Gus Nadir dalam pengantar bukunya. "Kau akan menemukan senyum yang menenangkan, kisah yang menerbitkan harapan, dan renungan yang menyentuh relung hati terdalam."

Diterbitkan oleh Bentang Pustaka, buku "Surat Cinta Gus Nadir" tersedia dalam edisi cetak dengan harga Rp 79.000. Buku ini diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja yang mencari kedalaman makna dalam beragama dengan pendekatan yang lembut dan penuh cinta.

Sebagai bagian dari peluncuran spesial, Bentang Pustaka menghadirkan special offer pada 28 Februari hingga 14 Maret 2025. Setiap pembelian 1 eksemplar buku Surat Cinta Gus Nadir akan langsung mendapatkan "Buklet Mini Eksklusif: Edisi Cinta dari Tanah Suci", yang berisi doa, puisi, dan tulisan ringkas namun mendalam dari Gus Nadir.

Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan buku, kunjungi bit.ly/suratcintagusnadir atau marketplace resmi seperti Shopee, dan Tokopedia.

Tentang Penulis

Profesor Nadirsyah Hosen dikenal secara internasional atas keahliannya di bidang Syariah dan hukum Indonesia.  Selama lebih dari dua dekade (2002-2022), ia telah menghasilkan lebih dari 70 publikasi (buku, buku yang disunting, bab buku, artikel jurnal, dan resensi buku), yang menunjukkan produktivitas luar biasa dan dorongan untuk berpstasi. Gus Nadir secara konsisten menerbitkan karya-karyanya di jurnal dan penerbit terkemuka. Ia juga merupakan anggota dewan editorial untuk dua jurnal hukum terkemuka di bidangnya: Asian Journal of Comparative Law (Cambridge University Press) dan The Australian Journal of Asian Law (The University of Melbourne).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement