Selasa 04 Mar 2025 23:20 WIB

Piutang Pinjol Terus Tumbuh, per Januari 2025 Sudah Sebesar Rp 78,5 Triliun

Outstanding pembiayaan pada industri P2P lending terus mengalami kenaikan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman.
Foto: Republiika/Rahayu Subekti
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan data terbaru mengenai pembiayaan di perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro dan lembaga jasa keuangan lainnya (PVML). Disebutkan di antaranya bahwa angka outstanding (piutang) di industri fintech P2P lending atau pinjaman online (pinjol) yang terus tumbuh, per Januari 2025 berada di angka Rp 78 triliunan.

“Pada industri P2P lending, outstanding pembiayaan di Januari 2025 tumbuh 29,94 persen (yoy) menjadi Rp 78,50 triliun,” kata Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK Agusman dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) Februari 2025 yang digelar secara daring, Selasa (4/3/2025).

Baca Juga

Berdasarkan data OJK, angka outstanding pembiayaan pada industri P2P lending terus mengalami kenaikan, setidaknya dalam dua tahun terakhir. Tercatat, pada Desember 2022, angka piutang pinjol sebesar Rp 51,12 triliun, lalu naik pada Desember 2023 sebesar Rp 59,64 triliun.

Berlanjut pada Januari 2024 menjadi Rp 60,42 persen, kemudian pada Desember 2024 mengalami kenaikan 29,14 persen menjadi Rp 77,02 triliun. Dan di awal 2025 ini berada di angka Rp 78,50 triliun.

Sementara itu, secara umum OJK mencatat, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan mengalami pertumbuhan 6,04 persen pada Januari 2025 menjadi Rp 504,33 triliun. Angka rasio NPF bruto mencapai 2,96 persen dan angka NPF netonya 0,93 persen. Sedangkan gearing ratio perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 turun menjadi 2,21 kali dari Desember 2024 sebanyak 2,31 kali, sehingga masih berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali.

Adapun, pertumbuhan pembiayan modal ventura di Januari 2025 terkontraksi 3,58 persen (yoy) menjadi Rp 15,81 triliun, dari angka pada Desember 2024 sebesar 15,84 triliun.

“Risiko kredit macet TWP 90 dalam kondisi terjaga stabil di 2,52 persen. Di Desember 2024 sebesar 2,60 persen,” ujarnya.

Agusman melanjutkan, untuk pembiayaan buy now pay later (BNPL), pertumbuhan pembiayaan meningkat 41,9 persen (yoy) menjadi Rp 7,12 triliun dengan angka NPF bruto 3,37 persen. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement