Kamis 06 Mar 2025 15:11 WIB

Ibu Hamil Disarankan tak Puasa Jika Mengalami Kondisi Ini

Ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan pada ibu hamil yang ingin puasa.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ibu hamil makan (ilustrasi). Ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan pada ibu hamil yang ingin ikut menjalankan puasa agar aman dan tidak membahayakan ibu dan janin.
Foto: Republika/Mardiah
Ibu hamil makan (ilustrasi). Ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan pada ibu hamil yang ingin ikut menjalankan puasa agar aman dan tidak membahayakan ibu dan janin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -Ibu hamil yang ingin menjalankan ibadah puasa perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tetap aman dan tidak membahayakan kesehatan ibu dan janin. Sebelum memutuskan untuk berpuasa, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Dokter akan menilai kondisi kesehatan ibu dan janin, serta memberikan saran yang tepat.

Baca Juga

Dokter spesialis kandungan dari RSUD Cilincing Jakarta Utara dr. Andrew Putranagara Sp.OG mengatakan ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan pada ibu hamil yang ingin ikut menjalankan puasa agar aman dan tidak membahayakan ibu dan janin.

Salah satunya adalah jika ibu hamil memiliki penyakit kencing manis atau diabetes yang sudah dalam pengobatan oleh dokter dan harus dikontrol secara ketat. Jika ada kondisi ini, Andrew menyarankan untuk tidak berpuasa.

"Pada pasien ibu hamil dengan diabetes melitus, perlu dikonsultasikan terkait dosis insulinnya, karena saat berpuasa gula darah bisa sangat turun yang bisa membahayakan pasien," kata Andrew dalam webinar yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Ia mengatakan faktor risiko lainnya adalah jika ada kondisi-kondisi seperti lambung atau kondisi pencernaan yang harus dinilai langsung oleh dokter spesialis terkait karena akan berhubungan dengan diet dan berapa lama toleransi boleh berpuasa.

Ia juga mengingatkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum ibu hamil memutuskan untuk ikut berpuasa agar segala faktor risiko bisa terpantau dan bisa menjalani puasa dengan aman. “Jadi sepanjang, tidak ada faktor risiko, sepanjang ibunya tidak ada tanda-tanda dehidrasi juga misalnya, sepanjang bayinya juga bertumbuh dengan baik, itu sih aman-aman aja,” katanya.

Andrew mengatakan ada beberapa tanda peringatan pada ibu hamil yang disarankan untuk tidak melanjutkan puasanya yaitu jika sudah dehidrasi dengan tanda air seni berkurang, warna air seni pekat atau gelap, lemas terus-menerus, pusing dan mual. Tidak hanya pada ibu hamil, pada ibu menyusui yang berpuasa sudah mendapati tanda ASI yang berkurang dan bayi menjadi jarang buang air kecil juga merupakan tanda penting untuk menghentikan berpuasa.

Ia menyarankan agar ibu hamil yang berpuasa tidak mengalami sembelit adalah dengan mencukupkan hidrasi dengan minum air putih minimal 2-3 liter per hari, ditambahkan dengan buah-buahan dan sayur. “Istirahat yang cukup, sampai 8 jam per hari, itu juga penting untuk ibu hamil, dan juga ibu menyusui karena berpengaruh juga terhadap produksi ASI, dan juga mungkin bisa membatasi dari kegiatan fisik yang berlebihan, misalnya olahraga yang terlalu berat,” ujarnya.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement