REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pandangan Islam, keluarga bukan hanya tempat berkumpulnya suami, istri, dan anak. Lebih dari itu, inilah satuan kekerabatan yang begitu penting dalam menentukan arah peradaban.
Bahkan, visi agama ini tentang keluarga tidak cuma berkaitan aspek duniawi, melainkan juga ukhrawi. "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" (QS at-Tahrim: 6).
Ramadhan menjadi kesempatan untuk lebih menghadirkan kehangatan di dalam rumah. Keluarga Muslim seyogianya memanfaatkan bulan suci untuk semakin rutin beribadah bersama. Itu pun bisa dilakukan sembari memakmurkan masjid bersama masyarakat.
Peran orang tua
Betapa menentukannya peran kepala keluarga dan istri dalam merawat keharmonisan di dalam rumah. Apabila keduanya telah memiliki anak, maka fungsinya lebih penting lagi, yakni sebagai ayah dan ibu. Mereka adalah pembimbing utama buah hati.
Selama Ramadhan, orang tua dapat lebih berperan, antara lain, untuk memperkenalkan ibadah-ibadah khas bulan ini kepada anak-anak. Apabila putra atau putri belum menapaki usia akil baligh, maka bimbingan itu dapat bersifat latihan. Misalnya, ajak mereka untuk berpuasa walau tidak menjadi sebuah kewajiban.
Sebaliknya, apabila anak-anak sudah sampai taraf remaja atau dewasa, mereka dapat dipersilakan untuk lebih tampil. Misalnya, menjadi imam shalat tarawih berjamaah di rumah atau memimpin tadarus Alquran.
View this post on Instagram
Ibadah bersama
Ramadhan menjadi saat-saat untuk kembali menautkan hati ke masjid. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW memuji generasi muda yang mencintai tempat ibadah Islam tersebut. Maka, ayah maupun bunda dapat lebih mengarahkan putra-putrinya untuk lebih sering beribadah jamaah di sana.