Kamis 06 Mar 2025 19:24 WIB

YeC Temui Pimpinan MPR, Bahas Tata Kelola Energi Nasional

Pemerintah harus serius dalam memastikan kebijakan energi dikelola berbasis data.

Pengurus Youth Energy Council (YeC) bertemu Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025).
Foto: Republika.co.id
Pengurus Youth Energy Council (YeC) bertemu Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Youth Energy Council (YeC) alias Dewan Energi dan Lingkungan Nasional menemui pimpinan MPR menyampaikan aspirasi anak muda Indonesia untuk adanya pekerjaan di sektor hijau (green jobs) dan pengelolaan energi nasional yang transparan dan akuntabel. YeC berupaya mengawal kebijakan energi dan lingkungan dengan merumuskan lima poin kebijakan.

Mereka pun menyerahkan aspirasi kebijakan energi tersebut kepada Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Eddy Soeparno di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025). Adapun lima poin kebijakan disusun YeC setelah mengadakan forum diskusi bersama hampir 1.000 anak muda di berbagai daerah.

Baca Juga

Audiensi dilakukan YeC Chairman Fadli Rahman bersama tokoh muda pendiri YeC serta pegiat sektor energi dan lingkungan, yaitu Ferro Ferizka (Founder Pijar Foundation), Billy Mambrassar (Founder Containder), dan Arfan Arlanda (Founder Jejakin). Kehadiran mereka menegaskan, gerakan tersebut tidak hanya dari organisasi atau komunitas pemuda, tetapi juga para inovator yang peduli terhadap masa depan energi Indonesia.

Menurut YeC Chairman Fadli Rahman, pemerintah harus lebih serius dalam memastikan kebijakan energi dikelola dengan berbasis data yang akurat. "Industri energi adalah sektor yang sangat strategis dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional," ujar Fadli.

Namun, kata dia, jika tata kelolanya tidak transparan, masyarakat tidak hanya kehilangan potensi investasi besar di energi terbarukan, tetapi juga berisiko mengalami kebocoran anggaran. "Kami menuntut keterbukaan data terkait subsidi energi, proyek infrastruktur, serta skema investasi di sektor energi terbarukan agar masyarakat dapat mengawal penggunaan anggaran negara secara lebih transparan," ucap Fadli.

Sekretaris Jenderal YeC Billy Mambrasar juga menyoroti perlunya percepatan transisi ke energi bersih dengan kebijakan yang lebih akuntabel. "Kita tidak bisa terus-menerus mengandalkan energi fosil jika ingin mencapai target Net Zero Emission 2060. Perlu ada strategi nasional yang jelas, terukur, dan berbasis data dalam pengembangan energi terbarukan, agar Indonesia tidak tertinggal dibandingkan negara lain," jelas Billy. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement