Kamis 06 Mar 2025 21:47 WIB

Kurangi Asupan Gula untuk Anak saat Puasa

Anak yang berpuasa mesti dibatasi konsumsi gulanya.

Kandungan gula di makanan dan minuman (ilustrasi). IDAI menilai perlu ada pembatasan dengan memerinci informasi kandungan gula di setiap produk makanan dan minuman.
Foto: www.freepik.com
Kandungan gula di makanan dan minuman (ilustrasi). IDAI menilai perlu ada pembatasan dengan memerinci informasi kandungan gula di setiap produk makanan dan minuman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ahli gizi lulusan dari Universitas Hasanuddin (UNHAS) Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si membagikan saran batasan asupan gula  saat anak menjalani puasa.

Menurut dia, saat anak berbuka puasa perkiraan ideal asupan gula agar tetap aman, yaitu 10 hingga 15 gram atau sekitar 2,5 sampai 4 sendok teh.

Baca Juga

“Bisa berasal dari kurma (1-2 butir), buah segar, atau sedikit madu dalam air hangat, termasuk dari sumber gula dari makanan utama, hindari minuman manis berlebihan seperti sirup atau teh manis pekat.” kata Lucy ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Kemudian saat sahur, dokter yang juga pernah menjabat sebagai Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) Sekretariat Wakil Presiden RI pada 2019 itu mengatakan asupan gula yang dianjurkan dikonsumsi anak, yaitu 5 hingga 10 gram atau sekitar 1-2,5 sendok teh.

“Bisa dari buah segar atau sedikit pemanis alami seperti madu, termasuk dari sumber gula dari makanan utama. Hindari makanan manis berlebihan agar tidak cepat lapar saat berpuasa,” ujarnya.

Dia mengatakan berdasarkan data  American Heart Association-AHA dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) batas maksimal asupan gula yang dianjurkan, yakni pada anak usia 2-6 tahun dengan 25 gram atau sekitar 6 sendok teh per hari.

Sementara pada anak usia 7-12 tahun, batas asupan gula maksimalnya 30-40 gram atau sekitar 7-10 sendok teh per hari.

Dia menjelaskan saat menjalani puasa, kadar gula darah cenderung turun setelah beberapa jam tanpa makan.

Namun, mengonsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka puasa bisa dapat meningkatkan kadar glukosa dengan cepat, tetapi kenaikannya hanya sementara. Setelah lonjakan gula darah yang cepat, tubuh merespons dengan sekresi insulin berlebihan.

“Ini menyebabkan penurunan gula darah (sugar crash) yang membuat anak cepat lelah, mengantuk, dan kurang fokus setelah berbuka,” ucapnya.

Selain itu, asupan gula berlebih berdampak pada kesehatan fisik seperti obesitas dan kerusakan gigi, serta memengaruhi konsentrasi.

“Anak bisa lebih mudah lelah saat belajar di sekolah. Jika anak tidak menjaga kebersihan gigi setelah berbuka dan sahur, gula berlebih bisa menyebabkan karies gigi,” katanya.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement