Jumat 07 Mar 2025 04:54 WIB

BI: Empat Tahun ke Depan Kita akan Diombang-ambing Kebijakan Trump

Rupiah pada Kamis (6/3/2025) menguat menjadi Rp 16.315 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak menguat di pasar spot pada Selasa (21/11/2023). Melansir data Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.410 per dollar AS, atau naik 36 poin (0,23 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.446 per dollar AS. Namun kondisi tersebut masih fluktuatif seiring dengan situasi global.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak menguat di pasar spot pada Selasa (21/11/2023). Melansir data Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.410 per dollar AS, atau naik 36 poin (0,23 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.446 per dollar AS. Namun kondisi tersebut masih fluktuatif seiring dengan situasi global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS terus mengalami fluktuatif belakangan ini. Bank Indonesia (BI) mengatakan, fluktuasi Mata Uang Garuda terjadi seiring dengan sentimen beberapa kebijakan populis  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Mengutip kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, dalam sepekan terakhir rupiah mengalami penguatan, sedangkan sepekan sebelumnya full mengalami pelemahan. Tercatat pada Senin (24/2/2025), rupiah melemah ke level Rp 16.303 per dolar AS, berlanjut pada Selasa (25/2/2025) di Rp 16.316 per dolar AS, Rabu (26/2/2025) melanjutkan pelemahan menjadi Rp 16.387 per dolar AS. Rupiah kembali melesu pada Kamis (27/2/2025) di level Rp 16.431 per dolar AS dan Jumat (28/2/2025) sebesar Rp 16.575 per dolar AS. 

Baca Juga

Lantas, pada Senin (3/3/2025), Mata Uang Garuda mengalami penguatan menjadi Rp 16.506 per dolar AS, berlanjut menguat pada Selasa (4/3/2025) menjadi Rp 16.443 per dolar AS. Penguatan kembali terjadi pada perdagangan Rabu (5/3/2025) ke level Rp 16.371 per dolar AS, dan pada Kamis (6/3/2025) menjadi Rp 16.315 per dolar AS.

“Yang pernah kita bayangkan sebelumnya bahwa kita akan berada kayak di roller coaster ketika Trump sudah memulai masa pemerintahannya,” kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI R. Triwahyono dalam agenda Taklimat Media yang digelar di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2025). 

Tri menjelaskan, pada Senin lalu berekspektasi bahwa pengenaan tarif bagi Kanada, Mexico, dan China benar-benar akan diimplementasikan pada Maret 2025. Tetapi rupanya kebijakan berubah. Ketika memasuki bulan Maret, rupanya itu tidak terimplementasikan.

“Inilah sesuatu yang akan kita hadapi, setidaknya mungkin empat tahun ke depan, bahwa kita akan diombang-ambing oleh kebijakan yang akan diambil salah satunya oleh Trump,” ungkapnya. 

Termasuk pula di antaranya mengenai sikap Trump terhadap Ukraina dan Rusia. Sentimen ini turut mengombang-ambingkan kondisi pasar uang, terutama emerging market seperti rupiah. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement